Bicara tentang Pasangan Hidup
Semakin ke sini, apakah kalian semakin sadar, bahwa pergantian hari itu terasa sangat cepat sekali? Pergantian tahun juga terasa demikian cepatnya. Hari ini, sudah kembali bertemu dengan hari kamis saja.
Hari kamis di hari ketiga di bulan mei ini, sedikit aku akan menuliskan postingan di #14ArticlesOn14Days sesuai judul yang tertera di atas "Bicara tentang Pasangan Hidup"
untuk usia 25-an ke atas membicarakan perihal pasangan hidup bukan sesuatu yang tak penting karena ya di usia-usia ini, orang-orang banyak yang mulai melangsungkan pernikahan. Telah melewati quarter age, pertanyaan "Dewi, kapan nikah? mau resepsi di mana ntar?" dan lain-lain sebagainya tentang pernikahan semakin sering aku dengar dibanding ada yang bertanya "Apa kabar naskah bukumu selanjutnya? kapan nerbitin buku lagi?"
Semua manusia pasti ingin memiliki pasangan hidup, aku pun demikian. Aku juga ingin menikah seperti teman-temanku yang lain. Kalian tak perlu tahu seberapa sering aku berdoa dihadapan-Nya untuk hal ini, biarlah penghuni langit yang menjadi saksi tentang munajat nikahku tersebut.
Pernikahan bukan untuk sehari dua hari, oleh karena itu saya sebagai wanita harus benar-benar memikirkan masak-masak perihal seseorang yang akan menjadi imamku kelak, yang akan menjadi pasangan hidupku kelak. Baik secara agama adalah kriteria mutlak yang aku sematkan di list pertama kriteria calon pasangan hidupku kelak :)
Aku mengucapkan selamat untuk kalian yang sudah lebih dulu menemukan pasangan hidup yang baik. Karena aku tahu, dipertemukan dengan pasangan yang baik adalah rezeki dari-Nya. Manusia bisa saja berencana ingin menikah kapan, di mana, dengan siapa. Tapi, kalau Tuhan berkehendak lain, manusia bisa apa?
Begitu banyak cerita di sekitar saya tentang lika-liku bertemu dengan pasangan hidup ini. Banyak yang sudah pacaran bertahun-tahun, tapi nikahnya bukan dengan pacarnya yang itu, melainkan dengan orang lain. Banyak yang baru kenal dua bulan, langsung mantap menikah, banyak yang tadinya hanya sekadar sahabat, kemudian lanjut ke pelaminan, ada yang sudah booking gedung dan catering untuk hari pernikahannya, namun tahu-tahu calon istri/suaminya meninggal,dan masih banyak lika-liku dalam bertemu dengan pasangan hidup lainnnya.
Jodoh memang rahasia Tuhan, rahasia Allah Ta'ala. Bisa saja aku mengharap aku ingin berjodoh dengan dia, tapi kalau kata Allah dia bukan yang terbaik, lalu aku bisa apa? :) berdasar pengalaman, maka dari itu sembunyikanlah jika kamu sudah mempunyai teman dekat pria atau pun wanita yang sudah klop di hati. Coba lihat, begitu banyak kan yang pacaran, mengumbar foto-foto di sosial media, tapi setelah putus bingung deh cara ngehapusnya gimana. Iya gak? hehehe
Aku yakin Allah lah yang paling paham kondisi hatiku sekarang-sekarang ini. Untuk itu, aku lebih banyak berdoa supaya diberikan petunjuk jika memang telah diizinkan oleh-Nya untuk aku membina rumah tangga. Karena setan sangat tidak senang melihat Hamba Allah yang ingin menyempurnakan separuh agama dengan menikah. Untuk itu, sekarang ini karena sebelum-sebelumnya selalu "ditinggal" oleh manusia, #lahcurhat hahaha makanya aku lebih memilih untuk banyak-banyak berdoa, minta kemantapan hati, minta diberikan yang terbaik. Saran ku untuk kalian-kalian yang tengah dilema urusan pernikahan, lebih baik serahkan saja semuanya pada Allah SWT, mengadu pada-Nya dengan berlama-lama itu sangat asyik. Cobain deh! :)
"Jangan terlalu banyak berharap sama manusia intinya, pasti kecewa. Berbicara tentang pasangan hidup itu artinya berhadapan langsung dengan Sang Pencipta. Mintalah diberikan yang terbaik. Karena terbaik menurut manusia, belum tentu terbaik menurut-Nya."
Regards,
Rachmah Dewi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar