Tampilkan postingan dengan label Review Books. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review Books. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Januari 2019

Rindu Baitullah Menikam Ulu Hati [Books Review]



Aku kira setelah bertemu, rasa kangenku hilang dan terobati. 
Nyatanya, setelah bertemu justru kangenku semakin membuncah, rinduku yang semakin menggebu-gebu, laksana orang yang baru saja ditinggal kekasihnya, aku sedih, galau, gundah,  entah bagaimana melukiskan perasaan sedih berbalut rindu ini ketika mengucapkan salam perpisahan untukmu, Makkah Almukarramah dan Madinah Almunawwarah... -Rachmah Dewi-


Sudah sebulan lebih aku meninggalkan Tanah Suci Mekkah dan Madinah pasca aku menunaikan ibadah Umrah, tanggal 24 November 2018 silam. Jika ditanya apa perasaanku setelah berpisah dari Tanah Suci, maka poin pertama yang aku katakan adalah "Sedih dan Rindu." Ini bukanlah sesuatu yang lebay kalau kamu mau tahu. karena memang itulah perasaanku yang sebenar-benarnya ketika harus meninggalkan dua kota suci dambaan semua kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia, Mekkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawwarah.

Apa yang membuatku rindu Tanah Suci? Banyak. Banyak sekali. Salah satunya adalah mendengar lantunan suara adzan yang merdu menggema dari Masjidil Haram di Mekkah dan dari Masjid Nabawi di Madinah. Suara adzan yang merdunya tidak ada yang bisa menandingi. Aku rindu berlama-lama berdoa dan bersujud di depan Kakbah. Aku rindu berdoa di Raudhah, Masjid Nabawi. Aku Rindu melihat gagahnya serta kharismanya Kakbah yang tidak akan pernah tertandingi, aku rindu teduhnya dan wanginya kota Madinah. Ya Allah undang aku kembali ke Tanah Suci-Mu. Dan terimakasih atas segala nikmat yang telah Engkau berikan sehingga ku menjadi orang yang terpilih menjadi tamu-Mu berkunjung ke Baitullah.

***

Sebulan setelah aku balik dari Tanah Suci, aku membeli sebuah buku yang dari judulnya saja sudah membuat aku sedih dan rindu, buku yang berjudul "Rindu Baitullah Menikam Ulu Hati" yang ditulis oleh sastrawan dan wartawan asal Ranah Minang, Khairul Jasmi. Aku mau memberikan review tehadap buku ini ya, karena ini akan jadi salah satu rekomendasi buku dari ku di tahun 2019!

Oke, dari judulnya saja sudah membuat haru, bukan? Ya, apalagi isinya! Ini benar-benar honest review dari aku, bukan karena aku diminta promosi, atau diberikan bayaran untuk review buku ini, tapi ini memang murni, jujur dari aku bahwa buku ini benar-benar bagus.


Buku setebal 284 halaman ini dan diterbitkan oleh Penerbit Republika, memang sukses membuat air mataku tumpah tanpa dikomandoi. Deras sederas-derasnya tatkala membaca lembar demi lembar halaman buku ini. Karena mungkin juga kondisi aku yang baru saja pulang dari Tanah Suci, seolah menyatu dalam jiwa ragaku ketika membaca buku ini. Tapi, terlepas dari itu semua, Bapak Khairul Jasmi memang gaya penulisannya bagus, bahkan sangat sangat bagus. "The Real Sastrawan dan Wartawan" menurutku. Bagaimana tidak, kata demi kata tersampaikan dengan baik dalam buku ini, diksi yang sangat sangat pas dan enak untuk dibaca. Aku yang juga berprofesi sebagai penulis saja belum tentu bisa menulis dengan gaya bahasa seperti beliau. Hanyut aku dibuatnya tatkala membaca lembar demi lembar dari buku ini. Terimakasih Bapak Khairul Jasmi, buku seperti ini yang aku cari untuk menjadi konsumsi bagi jiwa dan raga.

Apa yang Akan Ditemukan dalam Buku Ini?

Gaya bahasa sastrawan sangat kental dalam buku ini. Bapak Khairul memang hebat, membuat pembacanya tidak bosan untuk terus membaca lembar demi lembar tulisan yang beliau buat. Buku ini memang menceritakan pengalaman beliau sewaktu pergi haji ke Tanah Suci Juli 2018 silam. Meskipun terlihat seperti reportase ala wartawan, tapi menurutku penyajian buku ini berbeda. Di sana, gaya penulisan deskriptif terasa kental sekali. Kita---para pembaca yang hanya membaca dari rumah atau dari mana saja, akan merasa berada di Tanah Suci mengikuti perjalanan beliau, seolah kita berada di sebelah beliau. Tak semua orang bisa menulis dengan gaya seperti ini, ada tapi tak banyak. Dan Bapak Khairul Jasmi adalah salah satunya. Setelah baca buku ini, saya benar-benar jadi nge-fans sama Bapak! Cerita beliau tentang Masjid Nabawi, Masjidil Haram, Kakbah, Arafah, Mina, bahkan sejarah-sejarah islam lainnya tertuang dengan sangat baik di sini. MasyaAllah Tabarakallah untuk Bapak Khairul, InsyaAllah, kelak ini akan menjadi amal jariyah untukmu ya Pak karena buku ini benar-benar bermanfaat sekali, khususnya bagi mereka yang ingin naik haji. Jangan takut bosan membaca buku setebal 284 halaman seperti ini, karena dilengkapi oleh foto-fotonya juga di dalamya, walaupun foto-fotonya hitam putih, buatku tidak masalah dan tidak mengurangi esensi foto-foto keren dari Tanah Suci.

***

Berikut aku lampirkan foto dari beberapa halaman dalam buku ini, ini salah satu contohnya yang menguras air mataku, puisi tentang Arafah:


Gimana, buat baper? InsyaAllah Baper yang positif kan? Yang bisa membuat kita introspeksi diri, membuat kita semakin semangat untuk berupaya pergi haji untuk menyempurnakan rukun islam yang ke-5 kita. InsyaAllah setelah membaca buku ini, akan semakin mempunyai semangat yang menggebu-gebu untuk dapat pergi ke Tanah Suci. doakan aku juga yang saat ini tengah mengupayakan untuk pergi haji, InsyaAllah dimampukan sama Allah baik dari segi fisik, hati, dan finansial.

"Rindu Baitullah Menikam Ulu Hati," ku tidak pernah salah dalam membeli buku. Aku sangat merekomendasikan buku ini untuk kamu beli dan baca. Ingat, jangan pernah beli buku bajakan ya! apalagi baca buku yang hanya dalam bentuk PDF bajakan. IT'S BIG NO! Mari hargai karya dari para penulis Indonesia. 

Sekian review singkatku dari buku ini, semoga bermanfaat untuk para pembaca! yang mau temenan sama aku di instagram boleh lho. Feel free to ask me at Instagram, follow ya! (@rachmah_dewi) Terimakasih.


Salam Hangat.

Rachmah Dewi | @rachmah_dewi

Jumat, 22 Juni 2018

Menemukan Berbagai "Insight" Positif dari "Perjalanan Menuju Cahaya" #BooksReview


Menemukan Berbagai "Insight" Positif dari "Perjalanan Menuju Cahaya" #BooksReview



Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh!

Hai my loyal readers! Karena masih dalam suasana Idulfitri, maka dari itu, saya ingin mengucapkan Minal Aidin Walfaidzin, Taqabbalallahu Minna Waminkum, Taqabbal Yaa Karim. Selamat Idulfitri 1439 Hijriah. Mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya bagi saya ya, apabila mungkin secara sengaja ataupun tak sengaja pernah melukai hati para pembaca sekalian. Semoga amalan-amalan yang kita sudah kerjakan di bulan Ramadan kemarin diterima oleh Allah SWT. Aamiiiinn :)

Oke, kali ini, saya mau kasih review nih dari buku yang baru saja saya baca. Buku ini juga baru launching sekitar bulan Mei 2018 kemarin. Buku apa sih yang saya maksud? Penasaran? Oke, sebelum saya kasih tahu judul bukunya, saya terlebih dahulu ingin memberi tahu siapa penulisnya.

Yap, penulis dari buku yang akan saya review ini adalah sahabat saya. Kami berkenalan sekitar tahun 2013 saat saya bergabung dalam blog project yang diselenggarakan olehnya. Seorang perempuan yang sangat multitalenta. Karena banyak banget prestasi yang sudah ia torehkan :) (Jujur nih, saya aja iri lho sama prestasi-prestasinya hehe) siapa sih dia? ya, penulisnya adalah seorang perempuan bernama PRIMADITA RAHMA EKIDA, atau yang biasa disapa PRIMA. tapi kalo saya manggilnya Kak Prim. hehehe

Saya mau cerita dikit boleh ya, sebelum saya masuk kepada bahasan review buku yang dia tulis. Dulu awalnya, saya kenal Kak Prim ini hanya di dunia maya saja di tahun 2013. Entah kenapa saya teratrik sama blog project yang ia buat. waktu itu blog project yang Kak Prim buat adalah menulis #1Hari1Ayat. Jadi di mana semua partisipan yang ikutan project-nya ini, diminta untuk konsisten menulis setiap harinya ayat-ayat Al-quran di postingan blog pribadi milik mereka. 

Tak hanya menuliskan ayatnya, mereka--para partisipan tersebut juga diminta menuliskan isi kandungan dan pelajaran apa yang bisa diambil dari ayat Al-quran yang mereka pilih untuk dituliskan ke dalam postingan blognya. Waini, keren ga sih? kalo saya jawab keren mah keren lah! secara kita menuliskan ayat-ayat Alquran ke dalam postingan kita, selain bisa dapat pahala (InsyaAllah) kita juga semakin memahami isi kandungan dari ayat Alquran tersebut. Tanpa pikir panjang, yo wes saya ikutan saja blog project-nya.

Setelah itu, lama kelamaan kita jadi semakin kenal dan akrab sampai sekarang. Dan saya makin bangga lagi, ketika tahu Kak Prim mengikuti jejak saya untuk jadi penulis buku. Kebetulan saya duluan yang menerbitkan buku di tahun 2017. Dan Alhamdulillah kini kita sama-sama sudah punya karya berupa buku yang kita tulis sendiri! Horeeee! :)

Oke, tanpa berlama-lama lagi, saya akan masuk ke review bukunya yes. Judul bukunya adalah "Perjalanan Menuju Cahaya" (Renungan Harian Ramadan untuk Muslimah Pembelajar) Saya salut sama Kak Prim ini, bukunya bisa terbit sebelum masuk bulan Ramadan kemarin. Jadi kan pas banget tuh buat yang pada beli, baca bukunya di bulan Ramadan. Karena isinya ini memang bab per babnya di buat dengan numerik angka dari hari pertama Ramadan sampai hari keduapuluhdelapan Ramadan.

Saya memang menyukai gaya menulisnya Kak Prim ini. Lugas, apa adanya, mudah dimengerti, dan kekinian banget. di buku "Perjalanan Menuju Cahaya" inipun Kak Prim menulis dengan gaya kepenulisan yang seperti itu. Sama dengan gaya menulis seperti di blog pribadinya.

Lalu apa sih isi bukunya?

Di sini saya tak bermaksud untuk spoiler ya wankawan, saya bermaksud hanya menuliskan review-nya saja lho, jadi biar kalian makin penasaran baca terus beli deh bukunya hehehe. Di buku "Perjalanan Menuju Cahaya" setebal 223 halaman yang "dilahirkan dari rahim" Bitread Publisher ini, Kak Prim akan mengajak pembacanya untuk melakukan banyak hal-hal positif yang bisa dilakukan di bulan Ramadan. Tapi, apa iya baca buku ini hanya cocok saat di bulan Ramadan saja? 

Ya tentu tidak dong! di luar bulan Ramadan, kalian juga bisa membaca buku ini. Karena membaca buku ini, sama seperti membaca buku-buku non-fiksi self motivation karya penulis-penulis buku non-fiksi ternama Indonesia seperti: Muhammad Assad atau Ippho Santosa, yang di mana ketika kita membaca isinya, kita akan bergumam dalam hati "Ih, iya juga yaa. Bener juga nih apa yang ditulis dalam buku ini. Gue juga mau melakukan kebaikan ah sama seperti yang penulis tulis dalam buku ini. Oh iya, harusnya gue nggak begini ya harusnya gue begitu." ya, pada dasarnya genre buku non-fiksi kan memang memberikan problem solving dan memberikan "obat" yang dibutuhkan untuk para pembacanya. Dan saya melihat dalam buku "Perjalanan Menuju Cahaya" ini, Kak Prim juga memberikan "obat penawar" bagi para pembaca yang membutuhkan semacam "pencerahan" #asikdah :)

Dan yang lebih menariknya lagi nih, di dalam buku ini dilengkapi dengan berbagai macam gambar-gambar (illustrasi) yang menarik. Jadi para pembaca nggak akan bosen hanya baca tulisan saja tapi juga bisa melihat-lihat gambarnya yang lucu dan menarik karya Asa Laily F, Sang Illustrator. Ada beberapa bab yang menjadi favorit saya. Nah, foto-foto bab favorit saya tersebut bisa kalian lihat di bawah ini yaa!






Duh, jadi pengen beli deh! Di mana sih bisa dapetin bukunya?

Nah, jadi gimana? kalian pengen punya juga bukunya? mau beli? silakan, langsung kontak penulisnya di instagram yha (@primaditarahma) kalian bisa tanya-tanya tuh gimana cara belinya. Di-follow juga ya instagramnya jangan lupa hehehe.

Pokoknya buku ini, akan menjadi teman kegalauanmu deh. Asli, kalian nggak akan bosen baca buku ini berulang-ulang, karena saya pun udah baca buku ini lebih dari 1 kali. Karena apa? karena Kak Prim di sini menulis dengan gaya bahasa yang memang mudah dimenegerti oleh anak-anak muda, anak-anak millennials. Jadi nggak ada tuh gaya bahasa yang menggurui, memojokkan, atau menyudutkan kita para muslimah. Bacanya jangan baper aja, karena jujur nih, ada beberapa bab yang memang sukses bikin baper bahkan bikin saya nangis! hehe aku mah gitu anaknya, terlalu lembut hatinya #walah #apaandah :p

Oke deh, saya ucapkan SELAMAT untuk kak Prima atas terbitnya buku pertama ini. Semoga buku ini akan menjadi amal jariyah untuk Kak Prima kelak, serta semoga Kak Prima bisa terus menghasilkan karya-karya lagi ke depannya! Buat yang belum punya, silakan kontak langsung penulisnya ya dan beli bukunya! Yuk dukung karya penulis-penulis Indonesia!



Sampai jumpa di postingan saya selanjutnya!

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Regards,

Rachmah Dewi  
Indonesian Books Author


Senin, 19 Februari 2018

"Ubur-ubur Lembur" yang Membuat Saya Terhibur

(Sumber gambar: Nusabali.com)


Hai hai hai....

Halooww semuanya :)

Jumpa lagi dengan saya, sang pemilik blog. Dalam postingan blog kali ini, saya mau mereview salah satu buku yang telah saya baca, yakni buku "Ubur-ubur Lembur" karya Raditya Dika.

Raditya Dika, nama yang udah gak asing lagi di dalam dunia kepenulisan Indonesia. Saya menjadi pembaca setia bukunya Bang Dika (Begitu biasa Raditya Dika disapa) sudah sedari saya duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Saya selalu nggak pernah absen, tiap kali bukunya Bang Dika launching di toko buku.

Bang Dika, seperti biasanya, selalu menulis dengan asyik di dalam setiap buku-bukunya. Saya selalu ketawa-ketawa sendiri pas baca bukunya Bang Dika. Entah kenapa yak, isinya tuh konyol, kocak, tapi selalu saja ada pelajaran hidup terbaik yang bisa saya ambil setelah saya membaca buku-buku karyanya.

Dari sekian banyak buku karya Bang Dika, harus saya akui, buku "Ubur-ubur Lembur" lah yang saya rasa terrrrbaiiikkk! banyak pelajaran-pelajaran hidup dari apa yang Bang Dika tulis dalam buku ini yang relevan juga dengan kehidupan saya. 

Dalam 14 bab yang ada dalam buku ini, semua bab memiliki pesonanya masing-masing bagi para pembaca. buat saya sih yang paling "ngena" banget di saya itu bab yang

1. Percakapan dengan Seorang Artis (Halaman 145)
2. Curhatan soal Instagram Zaman Now (Halaman 159)
3. Percakapan dengan Seorang Anak yang Ingin Jadi Artis (Halaman 167)
4. Ubur-ubur Lembur (Halaman 219)


Dan bab yang paling terbaik akan saya jatuhkan pada bab "Ubur-ubur Lembur" gokils Bang, itu bener-bener palingggg "ngena" buat kehidupan gue!

Oke, saya jelaskan di sini mengapa saya begitu jatuh cinta pada bab "Ubur-ubur Lembur" ini. Dalam bab ini, Bang Dika bercerita tentang suka dukanya sebagai seorang penulis. Dan itu sangat-sangat relevan kepada saya, karena saya menekuni profesi yang sama sebagai seorang penulis buku.

Di mana dalam bab ini, Bang Dika seolah mengerti dan memahami dukanya sebagai seorang penulis. Ya Allah, makasih yak, Bang! Gue pikir, gak ada yang tau gimana dukanya jadi seorang penulis.

Berikut cuplikan tulisan Bang Dika pada bab "Ubur-ubur Lembur" yang menurut saya tuh paling "ngena" di hati saya sebagai seorang penulis buku:

"Banyak orang bertanya pada gue. 'Hidup sebagai penulis itu enak gak sih?' Jawaban singkatnya: Iya, enak. Tapi nggak selamanya enak juga, sih. Pasti ada alasan kenapa penulis dikatakan sebagai profesi  yang paling banyak kemungkinan bunuh dirinya di dunia."


"Menjadi Penulis, juga berarti kamu harus berkompromi dengan kehidupan sosialmu. Sering kali gue nggak bisa liburan karena ada deadline yang memaksa untuk diselesaikan. Seringkali pula, gue melewatkan malam minggu karena senin ada naskah yang harus disetor kepada produser."


"Namun menjadi penulis berarti kamu punya kebebasan penuh terhadap hidupmu. Kamu akan merasakan nikmatnya berkarya, menulis sebuah naskah itu di toko buku. Kamu akan tersenyum setiap kali ada pembaca yang mengirimkan twit bahwa dia sangat menyukai buku kamu, atau malah buku kamu menginspirasi dia untuk melakukan sesuatu dalam hidupnya yang dia selalu takut untuk lakukan"


Jika boleh saya memberi nilai dari skala 1 - 10, maka saya nggak akan ragu untuk memberikan nilai 10 buat buku ini. Pantas saja, buku ini baru 5 hari di toko buku sejak di awal kemunculannya di tanggal 1 februari 2018, sudah harus cetak ulang lagi. Dan beruntunglah, saya menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang membeli tepat di hari pertama buku ini di-launching, tanggal 1 februari 2018.

Teriamakasih Gagas Media yang udah menjadi wadah terbitnya buku keren ini. Dan Terimakasih Bang Dika untuk tulisanmu yang selalu keren!


(Sumber gambar: foto asli saya pribadi)


*Kapan ya saya bisa kolaborasi bareng Raditya Dika untuk bikin buku bareng? semoga jika tulisan ini baca, Bang Dika bisa mempertimbangkannya (ya kali aja Bang Dika baca terus saya diajak kolaborasi untuk duet bikin buku #ngarep hehehe)*

Salam!


Rachmah Dewi @rachmah_dewi
(Indonesian Books Author & Blogger)

Sabtu, 16 Mei 2015

Brain, Beauty, Belief by Dian Pelangi




Assalamualaikum Wr.Wb
How's your saturday going my sister Fillah? I hope today is beautiful day for you all :

Punya waktu luang jangan disia-siakan, mending waktu luang tersebut diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Salah satunya : Nulis Blog! :)

Nah pada kesempatan kali ini, saya pengen mereview buku yang sudah saya baca, yakni buku karya salah satu muslim fashion designer favorit saya. Ya, kali ini saya akan mereview buku yang berjudul "Brain, Beauty, Belief." karya Dian Pelangi :)

Saya adalah satu dari sekian banyak muslimah yang sangat memfavoritkan Dian Pelangi. Kenapa? Karena Dian Pelangi sangat, sangat, dan sangat menginspirasi saya untuk menjadi muslimah yang lebih baik lagi dalam bertindak juga bertutur :) Saya banyak belajar dari buku "Brain, Beauty, Belief" ini. Banyak hal-hal positif yang saya dapatkan dari membaca buku ini.

Dalam buku "Brain, Beauty, Belief" ini semua ditulis apik oleh Mbak Dian Pelangi. Gaya penulisan nya juga mudah dimengerti :) dan halaman demi halaman dibuat dengan semenarik mungkin agar para pembaca tidak bosan membacanya. dilengkapi pula dengan berbagai foto dan ilustrasi.

Dalam buku ini, Mbak Dian Pelangi mengajak para pembaca nya untuk mengetahui sejarah perjuangan hidup dan karir dari Mbak Dian Pelangi sendiri. Jujur, saya kagum dengan kepribadian Mbak Dian :) Mbak Dian adalah seorang pekerja keras, tekun, ramah, juga selalu berbagi dengan teman-teman nya di sekolah dulu bahkan sampai sekarang, ketika nama beliau sudah dikenal sampai ke Mancangara, Mbak Dian Pelangi selalu rendah hati dan akrab dengan siapapun :)

Buku ini tidak hanya menceritakan sisi kehidupan dari Mbak Dian Pelangi sendiri, tapi juga memandu kita-Para muslimah- untuk menjadi muslimah yang tidak hanya memiliki kepribadian yang cerdas, tidak hanya memiliki kecantikan luar yang memesona, tapi itu semua juga harus dibarengi dengan akhlakul karimah (Akhlak yang baik).

Pembahasan di buku ini menurut saya sudah cukup lengkap. karena untuk segi keagamaan nya dapat, segi fashion dapat, segi kecantikan nya pun dapat. Jadi bisa dibilang buku ini adalah "Paket Komplit" dan harus dipunyai oleh setiap muslimah :) Tak heran, buku setebal 472 halaman terbitan Gramedia Pustaka Utama dinobatkan sebagai "National Best Seller" karena memang isi dari buku ini benar-benar bagus dan menginspirasi banyak orang :)

Halaman demi halaman buku ini saya baca dan saya pahami :) Alhamdulillah saya mendapat ilmu yang bermanfaat dari apa yang Mbak Dian Pelangi sampaikan dalam buku "Brain, Beauty, Belief" ini.

Sedikit ulasan dalam buku ini :

-Brain : Akal? Harus Punya Dong!
Berhijab itu kewajiban, tapi menuntut ilmu juga merupakan kewajiban. Muslimah itu harus pintar dan menuntut ilmu sesuai passion nya. Not everyone's passion is fashion, but if you follow your passion, success will follow you karena semua yang dikerjakan dengan niat yang baik dan cinta terhadap Allah, InsyaAllah akan sukses. Istilah "perempuan cukup di dapur." sehingga tidak perlu menuntut ilmu itu salah besar. Kelak seorang perempuan akan mendidik generasi penerusnya, bukan? Jadi perempuan harus cerdas."

"...... Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat....." (QS. Al-Mujaadilah [58] : 11)

-Beauty : Cantik? Perlu Kok!
Kusut, kotor, tidak matching! It's so yesterday!
Aku lebih senang menyebut fashion sebagai istilah "Beauty of dressing up." yaitu keindahan berbusana. Dan beauty in make-up melengkapinya. Berpakaian bagus, rapi, dan indah juga salah satu bentuk penghargaan terhadap diri sendiribdan rasa syukur atas nikmat Allah. Sementara itu, memakai kosmetik yang halal agar terlihat segar dan tidak pucat, why not? walaupun isi lebih penting, bukan berarti packaging dilupakan. Memberikan image muslimah yang rapi, anggun, dan memedulikan penampilan InsyaAllah dapat menginspirasi muslimah yang lainnya.

-Belief : Akhlak? Ini yang paling penting!
Sepintar apapun dan secantik apapun penampilan kita, semua percuma tanpa iman dan akhlak yang baik. Menjalankan rukun islam dan rukun iman dengan penuh istiqomah, ramah, bertutur kata yang baik dan sopan, senantiasa tersenyum, tidak suka menyindir, dan tidak merasa lebih baik dari siapapun, itu baru muslimah yang oke! semoga setelah membaca buku ini kita bisa mengubah diri menjadi lebih baik. "Be Yourself" saja tidak cukup : yang tepat adalah "Be the best of yourself." jika menjadi diri sendiri namun memiliki kepribadian tidak baik, apakah kepribadian itu harus dipertahankan? sebaliknya, walaupun orang bilang kita bertopeng, jika kita lakukan dalam usaha menjadi muslimah lebih baik, mengapa tidak? Intinya adalah jadilah apapun, tapi apapun yang baik.

Muslimah
-Ketika masih seorang anak, dialah pembuka pintu surga ayahnya. Ketika menjadi seorang istri, dialah yang menyempurnakan separuh agama suaminya, Ketika menjadi seorang ibu, surga di telapak kakinya. Masya Allah! :)


 
Sekiranya itu saja, review mengenai buku dari Mbak Dian Pelangi yang berjudul "Brain, Beauty, Belief." saya benar-benar berterimakasih juga kepada teman-teman kantor saya yang mengadiahkan buku ini di hari ultah saya kemarin pada tanggal 07 Mei 2015. Terimakasih ya Yofa, Febri, Risma, dan Icha! You all the best guys! :')

Wassalamualaikum Wr.Wb

_Rachmah Dewi_

Kamis, 11 Juli 2013

Be a Great Muslimah dan Pangeran Surganya.

Assalamualaikum Wr. Wb 
Temen-temen Nice Muslimah.. pada kesempatan kali ini, saya akan mereview tentang buku yang pernah saya baca. yaitu buku.. jeng.. jeng.. jeng.. "Be a Great Muslimah." buku ini adalah karya dari seorang Great Muslimah Indonesia yang umurnya sama seperti saya, 22 tahun. She is Febrianti Almeera. or also known as Pewski. di akun twitternya pun, dia menamainya dengan @pewski. Subhanallah muslimah yang satu ini benar-benar menjadi inspirasi saya dalam kehidupan. banyak sekali yang sudah teh pewski ajarkan kepada saya dan teman-teman muslimah lainnya tentang bagaimana menjadi seorang "Great Muslimah."  What is the Great Muslimah? Great Muslimah itu adalah seorang muslimah yang harus memiliki 3 nilai utama yang ada di hidupnya, yakni : Syar'i, Berprestasi, dan Menginspirasi. Nah di buku "Be a Great Muslimah." karya teh Pewski inilah dijelaskan apa itu Great Muslimah. Di buku "Be a Great Muslimah" teh pewski menumpahkan segala inspirasi nya dengan sangat baik, bersahabat, dan tidak menggurui. Setiap Muslimah harus membaca buku ini, karena buku ini benar-benar very recommended! Setiap muslimah mendamba dirinya menjadi sosok yang great : hebat di dunia, mulia dihadapan Tuhannya. Bagaimana caranya? maksimalkan segitiga kehidupan "Life Triangle." yang menjadi kunci para muslimah luar biasa, yaitu fokus kepada Allah (Syar'i), fokus terhadap diri sendiri (Berprestasi), dan fokus terhadap orang lain (Menginspirasi). Fokus kepada Allah berarti meyakini keberadaan-Nya, menyadari petunjuk-Nya, dan senantiasa menabung saham surga. Fokus terhadap peran diri berarti mengenali peran diri, erta menggali, meyakini, dan memaksimalkan potensi diri. Dan fokus terhadap orang lain adalah memahami semangat berbagi dan menebar manfaat bagi orang-orang disekitar.
Semua isi dari Be a Great Muslimah ini sangat menyentuh. terutama pada bab tiga yaitu "Grow then Glow" dimana pada bab ini dibahas tentang "Pangeran Surga" apa sih pangeran surga itu? berikut ini ada lirik lagu nya, yuk kita nyanyi sama-sama :

Di dalam hatiku tertulis harapan terindah.
Yang selalu kupinta lirih dalam doaku..
 *) Kau mungkin rahasia..
     Kunanti dalam ketaatan
     Kupantaskan diri ku dihadap-Nya.

Reff : Berharap penuh keikhlasan.
         Kau menjadi pangeran surgaku..
         Kita merajut mimpi dalam pernikahan suci kabulkanlah..

Kuyakin namamu ada dalam masa depanku..
menguji kesabaranku melangkah menunggu...

Back to *, Reff (2x)

Di tengah hiruk pikuk kehidupan, ada muslimah-muslimah yang di tengah keramaian justru merasakan kesepian. Mereka para muslimah yang setiap malamnya penuh harapan-harapan kehangatan sanubari, yang tak kunjung terisi. Merekalah muslimah yang dalam setiap sujud dan doa nya, menengadahkan tangan ke atas, berbisik lirih kepada Ilahi Rabbi dengan tertunduk malu.
Setiap muslimah ingin mendapatkan jodoh terbaik dalam hidupnya seperti layaknya pangeran surga. yang tidak hanya tampan wajahnya, tetapi juga tampan akhlak dan keimanan nya. yap, dibuku "Be a Great Muslimah" dijelaskan bagaimana muslimah seharusnya sibuk memanstakan diri di hadapan-Nya bukan dihadapannya, sibuk memantaskan diri bukan sibuk mencari-cari. Agar kelak Allah SWT berikan bonus pangeran surga yang akan menjadi imam kita. Subhanallah..

Begitulah, review singkat saya mengenai buku "Be a Great Muslimah." ayo temen-temen Nice Muslimah segera miliki buku tersebut. saya jamin, kalian yang membelinya tidak akan menyesal. karena isi nya bagus, dan dilengkapi pula dengan CD lagu nya. di buku ini ada empat lagu yaitu : Setelah Aku Bertobat, Jalan Hijrahku, Pangeran Surga, dan Great Muslimah." keempat lagu tersebut dinyanyikan oleh penulisnya langsung yakni Febrianti Almeera (Pewski). Disini kita mendengarkan suara teh Pewski yang khas nan indah. Subhanallah. Yuk temen-temen Nice Muslimah tunggu apalagi segera yuk pergi ke toko buku, dan beli deh buku "Be a Great Muslimah" nya. harga nya pun gak bikin kantong bolong deh. hehehe..




-Semoga Bermanfaat-
Wassalamualaikum Wr.Wb
_Rachmah Dewi_