Senin, 19 Agustus 2019

Yang Terindah Belum Tentu yang Terbaik

Di bawah langit senja kota Metropolitan

Kadang kehidupan tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Semesta selalu saja menghadirkan apa yang tidak bisa dibaca oleh logika.

Seperti bertemu denganmu adalah hal yang tidak bisa aku hindari karena Allah lah yang telah mempertemukan kita.

Siang malam tak putus ku melangitkan namamu. Bercerita pada Tuhanku seberapa besar keinginanku untuk menyempurnakan separuh agamaku.

Sudah tidak terhitung, berapa kali dan berapa banyak derasnya air mata ini tumpah akan keinginanku untuk bersatu denganmu.

Seberapa keras aku berusaha, tetap pada akhirnya semua keputusan kembali pada takdir-Nya.

Seberapa keras aku berjuang, jika garisan takdir tidak menuliskan nama kita untuk bersatu dalam sebuah ikatan, maka tentu tidak akan bisa bersama.

Terima kasih, pernah memberi kebahagiaan untuk ku walau hanya sesaat.

Terima kasih ya Allah pernah mempertemukan ku dengan orang sebaik dirimu.

Aku sadar, yang terindah belum tentu yang terbaik. Tapi yang terbaik, sudah pasti akan jadi yang terindah.

Aku mohon izin untuk pamit, aku mohon izin untuk tidak lagi memikirkanmu.

Aku, mohon izin untuk mengucap "aku patah hati karenamu"

Jakarta, 19 Agustus 2019

-Dew-