Senin, 23 April 2018

Menjelang Pertambahan Usia | #14ArticlesOn14Days

Menjelang Pertambahan Usia


Hari ini adalah hari senin dengan tanggal yang tertera di kalender penanggalan masehi yaitu 23 April 2018. 14 hari lagi, adalah hari yang selalu bersejarah untuk kehidupan saya di dunia ini. kamu tahu kenapa? 14 hari lagi, saya mengulang hari kelahiran saya. 07 Mei adalah tanggal di mana saya dilahirkan ke dunia ini, di sebuah rumah sakit bernama Rumah Sakit Alvernia Agusta di bilangan Jakarta Timur dengan berat badan saya pada saat itu 3.5 kilogram, terlahir dengan normal dan Alhamdulillah selamat.

Menjelang Pertambahan Usia,
Setiap saya melewati pertengahan bulan april, saya selalu mencoba untuk merenung sendiri, "Sebentar lagi usia saya akan berganti, sebentar lagi usia saya akan bertambah. Udah ngapain aja saya di dunia ini." Ya, saya selalu seperti itu ketika sadar sebentar lagi bulan April akan pergi dan berganti dengan bulan mei.


Menjelang Pertambahan Usia,
Saya sejenak me-rewind peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi setahun belakangan ini di hidup saya. Tak sadar, air mata saya tumpah ketika peristiwa-peristiwa setahun belakangan saya visualisasikan kembali. Ada sedih, kecewa, bahagia, penuh harapan, semangat, canda tawa semua hadir di hidup saya setahun kemarin.


Menjelang Pertambahan Usia,
Sejenak saya coba merenungkan arti dari surah Ar-rahman ayat ke-13 "Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan?" lagi-lagi, tak kuasa saya membendung air mata ini. lagi-lagi, air mata ini sukses untuk tumpah. Saya mungkin kebanyakkan untuk mengeluh selama ini, dan tak sadar bahwa nikmat Allah Subhanahu Wata'ala yang diberikan pada saya sangat deras. 

Menjelang Pertambahan Usia,
Saya merasa, masih banyak impian-impian saya yang belum terwujud di tahun ini. Saya merasa masih menjadi anak perempuan yang gagal untuk selalu membahagiakan kedua orangtua saya. Saya merasa masih gagal untuk konsisten mewujudkan mimpi-mimpi saya. 


Menjelang Pertambahan Usia,
Begitu banyak kejutan-kejutan dari Allah Subhanahu Wata'ala yang diberikan kepada saya. Entah itu kebahagiaan atau kesedihan, saya memaknainya dengan "kejutan" tentu berbeda cara menyikapinya. Jika saya tengah diberikan "kejutan" berupa kesedihan dan kegalauan, maka saya menyikapinya dengan "Mungkin Allah ingin mendengar doa-doa saya, rintihan saya, munajat saya kepada-Nya." namun, jika saya tengah diberikan "kejutan" berupa kebahagiaan, maka saya menyikapinya "Mungkin ini hadiah dari Allah kepada saya atas doa dan usaha saya selama ini."

Menjelang Pertambahan Usia,
Saya pun jadi semakin paham, bahwa usia seseorang yang semakin dewasa, dengan sendirinya akan memfilter teman-teman di dalam kehidupannya. Teman yang dulunya dekat, sekarang jadi menjauh. Ada? banyak sekali. Teman yang dulunya dekat, namun sekarang tetap dekat dan malah semakin dekat. Ada? 

Ya, tentu ada. Namun ketahuilah, teman-teman yang tetap bertahan bersama kita, yang hanya hitungan jari saja, itu merupakan teman-teman sejati. Rezeki dari Sang Maha Pencipta. Saya semakin yakin dan semakin jelas untuk bisa membedakan, mana teman-teman yang tulus berteman dengan saya, menjadi pendengar yang baik untuk saya, menjadi garda depan ketika saya sedih, dan mana teman-teman yang dekat dengan saya namun hanya ada maunya saja. Yes, That's a Real Life!





Regards,


Rachmah Dewi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar