Selasa, 24 April 2018

Belum Sepenuhnya Menjadi Kebanggaan | #14ArticlesOn14Days

Belum Sepenuhnya Menjadi Kebanggaan



Bulan April sudah di ambang batas kepergiannya. Sebentar lagi, bulan kelima dalam kalender masehi akan segera datang. kalau kamu sudah baca artikel saya sebelumnya "Menjelang Pertambahan Usia" maka kamu juga akan tahu, bahwa bulan depan menjadi bulan yang selalu bersejarah untuk kehidupan saya.

Pertambahan usia saya di tahun ini, bukan lagi menginjak usia belasan tahun, tapi lebih dari itu, usia saya sudah menginjak lebih dari seperempat abad. Kalau kamu kelahiran tahun 1991, kamu pasti tahu berapa usia saya di tahun ini.

Ada rasa yang berkecamuk dalam diri saya. Saya merasa, begitu banyak asa dan impian yang belum menjadi nyata. Rasanya ingin marah sekaligus malu pada diri saya sendiri. Belum banyak prestasi yang saya persembahkan kepada kedua orangtua saya. Kedua orangtua saya, yang semakin lama juga semakin bertambah usia, tentu ingin melihat anak perempuannya ini menjadi anak yang membanggakan.

Jika saya boleh menghitung pencapaian serta prestasi saya selama setahun belakangan ini, boleh saya sedikit berbangga diri, ketika saya mendapat sebuah anugerah dari Sang Maha Pencipta, yakni di bulan Juli 2017, saya berhasil menerbitkan buku pertama saya yang saya tulis hanya dalam waktu 30 hari. Setelahnya, di bulan September 2017, Allah SWT memberikan saya sebuah anugerah indah kembali, yakni mendapatkan penghargaan bergengsi di tingkat Nasional dalam Ajang Penganugerahan Jurnalistik M.H. Thamrin ke-43 di kantor Gubernur DKI Jakarta. Dua buah pencapaian terbaik saya di usia saya tahun lalu. Alhamdulillah.

Namun, saya merasa belum sepenuhnya menjadi kebanggaan untuk kedua orangtua saya, untuk keluarga saya. Ya, saya ingin selalu menjadi anak perempuan yang menjadi pelita di hati Papa dan Mama saya selagi mereka masih ada.

Ketika saya menemukan teman-teman lama saya di media sosial entah itu Facebook atau pun Instagram, banyak sekali yang sudah menorehkan prestasi-prestasi gemilang nan membanggakan. Jujur, saya iri. Iri dalam kebaikan itu dibolehkan, ya dibolehkan. Asal niatnya adalah agar diri kita juga bisa terpecut berprestasi.

Saya lulusan sekolah Al-Azhar. Selama 11 tahun mulai dari Taman Kanak-kanak, sampai Sekolah Menengah Atas saya menimba ilmu di sekolah islam yang menjadi salah satu sekolah terbaik di Indonesia itu.

Lulusan-lulusannya pun kini saya lihat sudah banyak sekali yang sukses. Sebut saja, Muhammad Assad, seorang yang kini menjadi penulis buku-buku best seller serta menjadi CEO sebuah perusahaan. Lalu selanjutnya, Haykal Kamil. Adik dari artis Zaskia Adya Mecca yang kini juga sudah sukses. Pevita Pearce dan Keenan Pearce, dua kakak beradik yang dulu satu sekolah dengan saya di SMP Al-Azhar 9 Kemang Pratama ini pun juga telah sukses di dunia entertainment dan dunia wirausaha, serta masih banyak lagi alumni-alumni Al-Azhar yang sekarang terbilang sukses dengan banyak prestasi yang membanggakan.

Dari melihat banyaknya alumni-alumni Al-Azhar yang kini boleh terbilang sukses dengan presatasi yang membanggakan, semangat saya jadi selalu tumbuh untuk menghasilkan karya yang terbaik di setiap tahunnya. Karena saya tidak mau, usia saya di dunia ini akan lewat begitu saja dengan sia-sia.


Regards,

Rachmah Dewi

1 komentar: