Jumat, 22 Juni 2018

Menemukan Berbagai "Insight" Positif dari "Perjalanan Menuju Cahaya" #BooksReview


Menemukan Berbagai "Insight" Positif dari "Perjalanan Menuju Cahaya" #BooksReview



Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh!

Hai my loyal readers! Karena masih dalam suasana Idulfitri, maka dari itu, saya ingin mengucapkan Minal Aidin Walfaidzin, Taqabbalallahu Minna Waminkum, Taqabbal Yaa Karim. Selamat Idulfitri 1439 Hijriah. Mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya bagi saya ya, apabila mungkin secara sengaja ataupun tak sengaja pernah melukai hati para pembaca sekalian. Semoga amalan-amalan yang kita sudah kerjakan di bulan Ramadan kemarin diterima oleh Allah SWT. Aamiiiinn :)

Oke, kali ini, saya mau kasih review nih dari buku yang baru saja saya baca. Buku ini juga baru launching sekitar bulan Mei 2018 kemarin. Buku apa sih yang saya maksud? Penasaran? Oke, sebelum saya kasih tahu judul bukunya, saya terlebih dahulu ingin memberi tahu siapa penulisnya.

Yap, penulis dari buku yang akan saya review ini adalah sahabat saya. Kami berkenalan sekitar tahun 2013 saat saya bergabung dalam blog project yang diselenggarakan olehnya. Seorang perempuan yang sangat multitalenta. Karena banyak banget prestasi yang sudah ia torehkan :) (Jujur nih, saya aja iri lho sama prestasi-prestasinya hehe) siapa sih dia? ya, penulisnya adalah seorang perempuan bernama PRIMADITA RAHMA EKIDA, atau yang biasa disapa PRIMA. tapi kalo saya manggilnya Kak Prim. hehehe

Saya mau cerita dikit boleh ya, sebelum saya masuk kepada bahasan review buku yang dia tulis. Dulu awalnya, saya kenal Kak Prim ini hanya di dunia maya saja di tahun 2013. Entah kenapa saya teratrik sama blog project yang ia buat. waktu itu blog project yang Kak Prim buat adalah menulis #1Hari1Ayat. Jadi di mana semua partisipan yang ikutan project-nya ini, diminta untuk konsisten menulis setiap harinya ayat-ayat Al-quran di postingan blog pribadi milik mereka. 

Tak hanya menuliskan ayatnya, mereka--para partisipan tersebut juga diminta menuliskan isi kandungan dan pelajaran apa yang bisa diambil dari ayat Al-quran yang mereka pilih untuk dituliskan ke dalam postingan blognya. Waini, keren ga sih? kalo saya jawab keren mah keren lah! secara kita menuliskan ayat-ayat Alquran ke dalam postingan kita, selain bisa dapat pahala (InsyaAllah) kita juga semakin memahami isi kandungan dari ayat Alquran tersebut. Tanpa pikir panjang, yo wes saya ikutan saja blog project-nya.

Setelah itu, lama kelamaan kita jadi semakin kenal dan akrab sampai sekarang. Dan saya makin bangga lagi, ketika tahu Kak Prim mengikuti jejak saya untuk jadi penulis buku. Kebetulan saya duluan yang menerbitkan buku di tahun 2017. Dan Alhamdulillah kini kita sama-sama sudah punya karya berupa buku yang kita tulis sendiri! Horeeee! :)

Oke, tanpa berlama-lama lagi, saya akan masuk ke review bukunya yes. Judul bukunya adalah "Perjalanan Menuju Cahaya" (Renungan Harian Ramadan untuk Muslimah Pembelajar) Saya salut sama Kak Prim ini, bukunya bisa terbit sebelum masuk bulan Ramadan kemarin. Jadi kan pas banget tuh buat yang pada beli, baca bukunya di bulan Ramadan. Karena isinya ini memang bab per babnya di buat dengan numerik angka dari hari pertama Ramadan sampai hari keduapuluhdelapan Ramadan.

Saya memang menyukai gaya menulisnya Kak Prim ini. Lugas, apa adanya, mudah dimengerti, dan kekinian banget. di buku "Perjalanan Menuju Cahaya" inipun Kak Prim menulis dengan gaya kepenulisan yang seperti itu. Sama dengan gaya menulis seperti di blog pribadinya.

Lalu apa sih isi bukunya?

Di sini saya tak bermaksud untuk spoiler ya wankawan, saya bermaksud hanya menuliskan review-nya saja lho, jadi biar kalian makin penasaran baca terus beli deh bukunya hehehe. Di buku "Perjalanan Menuju Cahaya" setebal 223 halaman yang "dilahirkan dari rahim" Bitread Publisher ini, Kak Prim akan mengajak pembacanya untuk melakukan banyak hal-hal positif yang bisa dilakukan di bulan Ramadan. Tapi, apa iya baca buku ini hanya cocok saat di bulan Ramadan saja? 

Ya tentu tidak dong! di luar bulan Ramadan, kalian juga bisa membaca buku ini. Karena membaca buku ini, sama seperti membaca buku-buku non-fiksi self motivation karya penulis-penulis buku non-fiksi ternama Indonesia seperti: Muhammad Assad atau Ippho Santosa, yang di mana ketika kita membaca isinya, kita akan bergumam dalam hati "Ih, iya juga yaa. Bener juga nih apa yang ditulis dalam buku ini. Gue juga mau melakukan kebaikan ah sama seperti yang penulis tulis dalam buku ini. Oh iya, harusnya gue nggak begini ya harusnya gue begitu." ya, pada dasarnya genre buku non-fiksi kan memang memberikan problem solving dan memberikan "obat" yang dibutuhkan untuk para pembacanya. Dan saya melihat dalam buku "Perjalanan Menuju Cahaya" ini, Kak Prim juga memberikan "obat penawar" bagi para pembaca yang membutuhkan semacam "pencerahan" #asikdah :)

Dan yang lebih menariknya lagi nih, di dalam buku ini dilengkapi dengan berbagai macam gambar-gambar (illustrasi) yang menarik. Jadi para pembaca nggak akan bosen hanya baca tulisan saja tapi juga bisa melihat-lihat gambarnya yang lucu dan menarik karya Asa Laily F, Sang Illustrator. Ada beberapa bab yang menjadi favorit saya. Nah, foto-foto bab favorit saya tersebut bisa kalian lihat di bawah ini yaa!






Duh, jadi pengen beli deh! Di mana sih bisa dapetin bukunya?

Nah, jadi gimana? kalian pengen punya juga bukunya? mau beli? silakan, langsung kontak penulisnya di instagram yha (@primaditarahma) kalian bisa tanya-tanya tuh gimana cara belinya. Di-follow juga ya instagramnya jangan lupa hehehe.

Pokoknya buku ini, akan menjadi teman kegalauanmu deh. Asli, kalian nggak akan bosen baca buku ini berulang-ulang, karena saya pun udah baca buku ini lebih dari 1 kali. Karena apa? karena Kak Prim di sini menulis dengan gaya bahasa yang memang mudah dimenegerti oleh anak-anak muda, anak-anak millennials. Jadi nggak ada tuh gaya bahasa yang menggurui, memojokkan, atau menyudutkan kita para muslimah. Bacanya jangan baper aja, karena jujur nih, ada beberapa bab yang memang sukses bikin baper bahkan bikin saya nangis! hehe aku mah gitu anaknya, terlalu lembut hatinya #walah #apaandah :p

Oke deh, saya ucapkan SELAMAT untuk kak Prima atas terbitnya buku pertama ini. Semoga buku ini akan menjadi amal jariyah untuk Kak Prima kelak, serta semoga Kak Prima bisa terus menghasilkan karya-karya lagi ke depannya! Buat yang belum punya, silakan kontak langsung penulisnya ya dan beli bukunya! Yuk dukung karya penulis-penulis Indonesia!



Sampai jumpa di postingan saya selanjutnya!

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Regards,

Rachmah Dewi  
Indonesian Books Author


Senin, 07 Mei 2018

May Always be M(a)y Day | #14ArticlesOn14Days

May Always be M(a)y Day


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan saya kesempatan untuk hidup dan untuk menghirup udara pagi di tanggal 7 Mei ini. Kata Ibuku, aku terlahir ke dunia  pada tanggal 7 Mei sekitar pukul 14.30 WIB sore, dengan persalinan normal, serta dengan sehat dan selamat tanpa kekurangan suatu apapun. Alhamdulillah.

Aku memasuki usia baru hari ini. Silakan hitung sendiri ya berapa usiaku untuk aku yang terlahir di tahun 1991 :)

Berbagai ucapan serta doa-doa baik yang dipanjatkan oleh keluarga dan kerabat dekat sudah mulai bermunculan sejak pukul 12 malam dini hari tadi. Alhamdulillah terimakasih, karena kalian orang terbaik yang aku punya.

Di setiap tanggal 7 Mei, aku selalu mengharap doa. Bukan mengharap kado. Karena bagiku doa itu akan abadi selamanya, dan doa yang tulus dari orang-orang baik InsyaAllah akan langsung diijabah diijabah oleh Allah.

Dulu ketika aku masih kecil ketika usia TK dan SD, aku selalu menunggu tanggal 7 Mei setiap tahunnya untuk mendapatkan kado dari keluarga. Aku selalu excited setiap tanggal 7 Mei datang. "Kira-kira Mama ngasih kado apa ya? Papa kira-kira ngasih kado apa ya?" karena Mama dan Papaku selalu memberikan kado yang bagus-bagus untukku.

Untuk sekarang ini, aku lebih mengharap diberikan kado berupa doa dari keluarga dan sahabat-sahabat terdekat. Aku lebih mengharap agar Allah mengijabah semua permohonanku, semua doa-doa baikku :)

Terimakasih tahun lalu, tahun yang banyak memberikan kejutan untuk aku. Tahun yang banyak memberikan arti dan pelajaran hidup untukku. Masih banyak keinginan yang belum aku wujudkan di tahun lalu, semoga keinginan yang belum sempat aku wujudkan, bisa aku wujudkan di tahun ini jika Allah memberikanku panjang umur serta kesehatan.

MENIKAH. ya, ini salah satu keinginanku yang aku ingin wujudkan di tahun ini, InsyaAllah Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan, memampukan ku untuk mewujudkan keinginanku yang satu itu. UMRAH. ini juga sudah masuk ke dalam list yang aku ingin wujudkan di tahun ini. BIKIN BUKU KEDUA, ini pun juga merupakan salah satu keinginanku di usia ku tahun ini. MEMBUAT TAMAN BACAAN UNTUK ANAK YATIM DAN DHUAFA, Ini pun masuk ke dalam list hal yang ingin aku wujudkan, entah kapan tapi aku bertekad semoga membuat taman bacaan untuk anak yatim dan dhuafa bisa segera terlealisasi. Aku ingin anak-anak yatim dan dhuafa tidak buta dengan literasi, aku ingin anak-anak yatim dhuafa bisa terus rajin membaca buku.

Akhirnya #14ArticlesOn14Days bisa aku selesaikan dengan baik, walau perjuangan buat nulis artikel  di blog ini selama 14 hari penuh, butuh perjuangan yang ekstra. Perjuangan menulis di waktu-waktu sempit, bahkan di jalanan yang lagi macet pun aku bela-belain untuk nulis di sini. Totalitas!

Dan untuk kalian, para pembaca yang sudah meluangkan waktunya membaca postingan #14ArticlesOn14Days aku mengucapkan terimakasih. Karena ini sebenarnya hanya berisi opini, sedikit pandangan, sedikit curhatan. Tapi lebih dari itu, sebenarnya ini adalah challenge menulis untuk aku pribadi selama 14 hari, 2 minggu sebelum hari kelahiranku tiba. Aku menantang diriku sendiri apakah aku bisa konsisten menulis, apakah aku bisa melawan rasa malas, AND THEN AKU BISA! Inilah #14ArticlesOn14Days sebuah mini karya dari Rachmah Dewi. Terimakasih ya semuanya. Dan selamat membaca!


Regards,

Rachmah Dewi

Minggu, 06 Mei 2018

Di Malam Menjelang Pertambahan Usia | #14ArticlesOn14Days

Di Malam Menjelang Pertambahan Usia

Bulan Mei adalah bulan yang selalu membuat aku sedih, ini jujur saja ya. Kenapa aku sedih? Bulan Mei adalah bulan di mana aku terlahir ke dunia ini. Malam ini, sekitar 27 tahun yang lalu, Ibuku sudah masuk ke ruang bersalin di rumah sakit Alvernia Agusta, untuk menanti anak ketiganya terlahir ke dunia. Lalu kenapa aku selalu sedih di bulan Mei ini? Aku sedih karena aku merasa belum menjadi seseorang yang terbaik di tahun lalu, belum banyak mewujudkan cita-cita yang aku inginkan.

Setahun yang lalu, memberikan banyak sekali pelajaran hidup untuk aku. Menjadi penulis buku adalah sejarah yang berhasil aku buat dalam hidup aku. Menjuarai ajang Penganugerahan Jurnalistik tingkat Nasional di Balai Kota adalah prestasi yang paling membahagiakan di usiaku di tahun yang lalu. Terpilih menjadi kontributor Quran Indonesia Project bersama public figure dan para penyanyi papan atas Indonesia adalah suatu rezeki yang terindah yang Allah SWT berikan untuk aku.

Tahun 2017 Allah SWT memberikan anugerahnya padaku bertubi-tubi. Bertemu dan dipertemukan dengan orang baru dengan berbagai latar belakang dan sifat, menemukan pembelajaran hidup, menemukan arti dari kehilangan, menemukan arti dari persahabatan, namun di tahun lalu aku belum diizinkan untuk mengubah status dari single menjadi seorang istri hehehe (InsyaAllah di tahun ini)

Menjelang malam pergantian usia, terkadang aku pakai untuk berdoa serta merenung di dalam kamar lebih lama dari biasanya. Kalau kalian, melakukan apa di malam pergantian usia kalian?

Di tahun ini tentu banyak doa dan harapan yang aku panjatkan kepada Tuhanku, Allah SWT. Semoga doa-doaku yang senantiasa melangit kepada-Nya di tahun ini terijabah oleh DIA Yang Maha Kuasa. Aamiin.

Regards,

Rachmah Dewi

Sabtu, 05 Mei 2018

Ketika Kita Dilupakan Seseorang #14ArticlesOn14Days

Ketika Kita Dilupakan Seseorang

Pernah atau nggak kalian punya teman yang dulunya sangat akrab dengan kalian, lalu sekarang-sekarang ini, justru kalian dilupakan? Atau bahkan lebih menyedihkannya lagi, dia sudah nggak mau kenal sama kalian?

Di postingan sebelumnya, aku pernah membahas tentang semakin dewasanya usia seseorang, maka temen-temen yang dia punya justru akan semakin sedikit. Kenapa? Karena teman sejati itulah yang akan tetap tinggal.

Aku pun demikian, ada beberapa teman di masa aku sekolah dulu, tak perlu lah ya aku menyebutkan nama, yang melupakan aku, padahal dulunya kami sangat dekat. Selalu makan siang di kantin bersama-sama, sampai naik becak pun kami sama-sama lho!

Bukannya aku terlalu baper, tapi aku adalah tipe orang yang realistis. Makin ke sini, banyak teman yang baik kalau ada maunya saja, bukan karena mereka benar-benar tulus ingin berteman. Atau mungkin di antara teman kalian, ada yang cuma follow sosial media Instagram kalian, tapi hanya untuk melihat instastory atau postingan kalian, setelah itu postingan kalian di-screen capture dan jadi bahan gosipan di grup WhatsApp. Hehehe

Mendapatkan teman sejati itu memang sulit, bahkan mungkin sangat jarang. Keberadaan teman dan sahabat yang sejati memang bisa dihitung dengan jari, apalagi di zaman now seperti ini.

Lalu, apa kalian lakukan jika kalian dilupakan seseorang? Kalau aku sih, gak perlu baper berkepanjangan. Cukup tahu saja, berarti itu cara Allah SWT menunjukkan mana orang-orang baik dan mana yang tidak untuk tetap tinggal dalam kehidupan.

Lebih baik, kalian berdoa saja agar selalu dibersamai dengan teman-teman yang baik, yang satu visi dan misi dalam menebar kebaikan. Bukan teman yang baik kalau ada maunya saja. Hehehe.

Memilah-milih teman memang perlu. Apalagi di zaman sekarang yang katanya banyak orang zaman edan seperti ini. Karena jika kalian mempunyai teman yang baik, pasti kalian akan tertular menjadi baik.

Postingan ku kali ini tidak bermaksud menyindir siapapun. Jadi harap dibaca dengan hati yang lapang dan jiwa yang besar :)

Regards,

Rachmah Dewi 

Jumat, 04 Mei 2018

Semua Akan Menikah pada Waktunya | #14ArticlesOn14Days

Semua Akan Menikah pada Waktunya

Makin mendekati berakhirnya #14ArticlesOn14Days makin banyak juga bahasan-bahasan yang bikin baper pembaca di sini. Ah nggak juga kok, akunya aja yang lagi mau nulis ini! hehehe

Berbicara tentang menikah... 

Selalu menjadi bahasan yang menarik bagi para muda-mudi dengan rentang usia antara 24 tahun ke atas. tapi banyak juga lho zaman now, seperti anak yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa (mahasiswa yang belum lulus kuliah) udah mulai membicarakan nikah. Usut punya usut, penyebabnya adalah karena MEREKA SERING MELIHAT POSTINGAN-POSTINGAN TENTANG BAHAGIANYA MENIKAH OLEH PARA ARTIS/SELEBGRAM.

Banyak juga anak-anak SMA atau anak-anak kuliah yang belum lulus berkata "Capek ah sekolah atau capek ah kuliah, maunya nikah aja." Wadidawwww! Jadi nikah itu hanya untuk pelarianmu saja wahai dedek-dedek sekalian?

Mirisnya aku terhadap hal ini, sebenarnya sudah lama. Maka dari itu, dari kemirisan aku lah terlahir sebuah buku "Semoga Pilihanku Juga Pilihan-Mu" pada bulan Juli tahun lalu. (Yang mau beli boleh kok, masih ada 10 exemplar lagi, langsung japri aku aja. lhah jadi promosi :p)

Aku pun berteman dari berbagai kalangan. Dan karena pertemanan ku yang dari berbagai kalangan itulah yang membuat pikiranku terbuka lebar-lebar. Banyak juga kok yang tidak terburu-buru nikah dan justru mengejar presatasinya, mengejar kariernya. Ya memang benar, nikah bukan hanya tujuan utama dari manusia hidup di dunia, karena tujuan utama manusia hidup di dunia hanya untuk beribadah.

"Ah, Dewi Sok Tahu. lo! Tahu apa sih lo tentang pernikahan? Nikah aja belum!" Weits, santai santai.. aku memang belum menikah, tapi aku sedikit banyak sudah mulai menimba ilmu tentang pernikahan. Mulai dari membeli buku pernikahan, mengikuti kajian pra nikah, sampai mengikuti kelas khusus pernikahan. Semua yang aku ikuti tersebut, materi yang disampaikan kurang lebih sama, "Semua akan Menikah pada Waktunya."

Waktunya siapa? ya Waktu menurut Sang Pencipta, yang menciptakan aku dan juga kalian semua. Contoh sederhana, lihat Raditya Dika. Penulis buku, pemain film, youtuber. Apakah dia tergesa-gesa mau menikah? Enggak kan. Bang Dika---sapaan dari Raditya Dika, menikah di usia yang sudah lebih dari 30 tahun, karena apa, karena dia percaya, jika semua manusia akan menikah sesuai waktu yang tepat.

Lelah ya nunggu jodoh? Mau sampe kapan sih jodoh ditungguin? hal itu yang selalu jadi pertanyaan sekaligus ejekan untuk orang-orang yang belum menikah. Emang kalau belum nikah itu suatu aib atau dosa besar ya di Indonesia? coba lihat deh di negara-negara maju, umur 24,25,26,27, bahkan 28 tahun masih banyak yang kuliah, mengejar cita-cita impiannya, atau pun mengejar karier. Kalau di Indonesia, usia segitu belum nikah, coba apa komennya? "Dih nggak laku ya? Mau jadi perawan tua? Lihat si anu udah nikah, si inu udah punya anak. Makanya jangan milih-milih ntar susah dapet jodohnya lho." Ya,sungguh jari dan mulut netizen Indonesia lebih kejam dari ibukota gaes! hehehe

Gini-gini, karena semua orang akan menikah pada waktunya, jadi hidupmu, hidup kalian jangan hanya fokus pada jodoh, jodoh, dsn jodoh aja. Beneran deh, ada temenku yang kenal sama suaminya sekarang, itu hanya dua bulan terus langsung nikah gak pakai pacaran lagi. Semua itu gampang aja terjadi kalau Sang Pencipta udah berkehendak. Masih ada yang gak yakin di sini? :)

Intinya, kalau bener-bener serius mau nikah sebentar lagi, untuk kalian yang beragama islam perbanyak doa dan perbagus ibadahnya. Begitu kata para mentor saya di kelas pranikah, ini tentu juga jadi nasihat untuk diri aku sendiri lho :)

"Semua orang akan menikah pada waktunya. Waktu terbaik menurut-Nya bukan menurutmu."

Regards,

Rachmah Dewi

Kamis, 03 Mei 2018

Bicara tentang Pasangan Hidup | #14ArticlesOn14Days

Bicara tentang Pasangan Hidup

Semakin ke sini, apakah kalian semakin sadar, bahwa pergantian hari itu terasa sangat cepat sekali? Pergantian tahun juga terasa demikian cepatnya. Hari ini, sudah kembali bertemu dengan hari kamis saja.

Hari kamis di hari ketiga di bulan mei ini, sedikit aku akan menuliskan postingan di #14ArticlesOn14Days sesuai judul yang tertera di atas "Bicara tentang Pasangan Hidup"

untuk usia 25-an ke atas membicarakan perihal pasangan hidup bukan sesuatu yang tak penting karena ya di usia-usia ini, orang-orang banyak yang mulai melangsungkan pernikahan. Telah melewati quarter age, pertanyaan "Dewi, kapan nikah? mau resepsi di mana ntar?" dan lain-lain sebagainya tentang pernikahan semakin sering aku dengar dibanding ada yang bertanya "Apa kabar naskah bukumu selanjutnya? kapan nerbitin buku lagi?"

Semua manusia pasti ingin memiliki pasangan hidup, aku pun demikian. Aku juga ingin menikah seperti teman-temanku yang lain. Kalian tak perlu tahu seberapa sering aku berdoa dihadapan-Nya untuk hal ini, biarlah penghuni langit yang menjadi saksi tentang munajat nikahku tersebut.

Pernikahan bukan untuk sehari dua hari, oleh karena itu saya sebagai wanita harus benar-benar memikirkan masak-masak perihal seseorang yang akan menjadi imamku kelak, yang akan menjadi pasangan hidupku kelak. Baik secara agama adalah kriteria mutlak yang aku sematkan di list pertama kriteria calon pasangan hidupku kelak :)

Aku mengucapkan selamat untuk kalian yang sudah lebih dulu menemukan pasangan hidup yang baik. Karena aku tahu, dipertemukan dengan pasangan yang baik adalah rezeki dari-Nya. Manusia bisa saja berencana ingin menikah kapan, di mana, dengan siapa. Tapi, kalau Tuhan berkehendak lain, manusia bisa apa?

Begitu banyak cerita di sekitar saya tentang lika-liku bertemu dengan pasangan hidup ini. Banyak yang sudah pacaran bertahun-tahun, tapi nikahnya  bukan dengan pacarnya yang itu, melainkan dengan orang lain. Banyak yang baru kenal dua bulan, langsung mantap menikah, banyak yang tadinya hanya sekadar sahabat, kemudian lanjut ke pelaminan, ada yang sudah booking gedung dan catering untuk hari pernikahannya, namun tahu-tahu calon istri/suaminya meninggal,dan masih banyak lika-liku dalam bertemu dengan pasangan hidup lainnnya. 

Jodoh memang rahasia Tuhan, rahasia Allah Ta'ala. Bisa saja aku mengharap aku ingin berjodoh dengan dia, tapi kalau kata Allah dia bukan yang terbaik, lalu aku bisa apa? :) berdasar pengalaman, maka dari itu sembunyikanlah jika kamu sudah mempunyai teman dekat pria atau pun wanita yang sudah klop di hati. Coba lihat, begitu banyak kan yang pacaran, mengumbar foto-foto di sosial media, tapi setelah putus bingung deh cara ngehapusnya gimana. Iya gak? hehehe

Aku yakin Allah lah yang paling paham kondisi hatiku sekarang-sekarang ini. Untuk itu, aku lebih banyak berdoa supaya diberikan petunjuk jika memang telah diizinkan oleh-Nya untuk aku membina rumah tangga. Karena setan sangat tidak senang melihat Hamba Allah yang ingin menyempurnakan separuh agama dengan menikah. Untuk itu, sekarang ini karena sebelum-sebelumnya selalu "ditinggal" oleh manusia, #lahcurhat hahaha makanya aku lebih memilih untuk banyak-banyak berdoa, minta kemantapan hati, minta diberikan yang terbaik. Saran ku untuk kalian-kalian yang tengah dilema urusan pernikahan, lebih baik serahkan saja semuanya pada Allah SWT, mengadu pada-Nya dengan berlama-lama itu sangat asyik. Cobain deh! :)

"Jangan terlalu banyak berharap sama manusia intinya, pasti kecewa. Berbicara tentang pasangan hidup itu artinya berhadapan langsung dengan Sang Pencipta. Mintalah diberikan yang terbaik. Karena terbaik menurut manusia, belum tentu terbaik menurut-Nya."

Regards,

Rachmah Dewi

Rabu, 02 Mei 2018

Tujuan Mengikuti Sosial Media Teman | #14ArticlesOn14Days

Tujuan Mengikuti Sosial Media Teman


Berbicara tentang sosial media, bukan merupakan hal yang asing saat ini. Zaman sekarang semua hal dan kegiatan manusia, lebih banyak dipublikasikan di dunia maya daripada di dunia nyata. Berbagai sosial media sekarang ini hadir menemani setiap langkah dan setiap aktivitas kehidupan manusia, khususnya kehidupan kaum urban Jakarta.

Lalu, yang aku mau bahas di dalam postingan #14ArticlesOn14Days hari ini adalah: "Tujuan Mengikuti Sosial Media Teman." pembahasan dari aku sih santai saja lho ya, nggak tahu deh kalian yang membaca postingan ini tanggapannya seperti apa :)

Kalian dan teman-teman kalian, satu sama lain, pasti saling terhubung dengan sosial media sekarang ini. Kalian saling follow mem-follow, atau add meng-add sosial media kalian dan teman-teman kalian. Sosial media yang paling banyak digunakan oleh anak-anak muda saat ini adalah Instagram. Di sana kalian dan teman-teman kalian bisa saling men-tag foto di feeds instagram atau men-tag teman kalian di instastory, ya Instagram menyajikan fitur yang bisa dibilang cukup asyik digunakan oleh anak-anak muda.

Tujuan aku menulis tentang ini adalah, awalnya berawal dari kegalauan pribadi. Lho, kok aku galau, ya? apa yang aku galaukan? begini, balik lagi ke judul di awal ya. Sebenarnya tujuan kalian mengikuti sosial media teman kalian itu untuk apa sih? soalnya ini berdasar pengalaman aku ya. Ada teman, dulunya kenal denganku, lalu kami saling mem-follow sosial media satu sama lain. Dalam hal ini aku membicarakan sosial media instagram ya. Kemudian, dari sejak awal kami berteman belum satu pun dia memberikan like di-posting-an foto yang aku tampilkan di akun instagramku tersebut. Satu pun!

Oke, di sini aku bukanlah orang yang "gila like" atau minta banget di-like, tapi, yang namanya teman, pernah saling kenal, maka ya sesekali ya boleh lah ya, untuk saling memberikan like sebagai apresiasi terhadap foto yang telah di-posting oleh temannya tersebut. Karena ada lho zaman sekarang, yang mem-follow temannya itu hanya untuk kepoin cerita hidup dari temannya tersebut. Memberikan like tidak pernah, tapi dia menggosipkan temannya tersebut di belakang. Ada yang punya kasus sama seperti itu? hehehe :)

Kalau aku pribadi ya, aku mengikuti teman-temanku di sosial media, namun aku juga memberikan like terhadap foto yang ia posting. Karena aku tahu, memberikan 1 like di-postingan foto teman, sama saja menghargainya,menggangapnya sebagai teman. Hal ini pun sama untuk sosial media Path. jujur aja, aku paling kesal kalau punya teman di Path, dia nggak pernah satu pun memberikan tanda love, smile, sad, atau yang lain terhadap postingan kita dan hobinya nge-seen doang dari zaman pertama kali saling add. Oke ini hanya pandanganku secara pribadi ya. Bukan nyinyir, bukan julid, dan ojo baper ya bacanya! hehe

"Karena saling memberikan Like di sosial media adalah tanda kamu menghargai temanmu, menganggap keberadaanya, dan membuat temanmu bahagia dengan cara sederhana. Tentunya jika postingan temanmu tersebut memang postingan yang baik dan bermanfaat tidak ada salahnya jika kamu memberikan like."

Regards,

Rachmah Dewi