Jumat, 15 Desember 2017

Karena Ibu dan Karena Doanya, Aku Mendapatkan Penghargaan Bergengsi di Balai Kota Jakarta

Ini adalah foto saya ketika menerima pengaungerahan jurnalistik pada tanggal 21 september 2017 di Balai Kota DKI Jakarta


Tahun 2017 tinggal menghitung hari akan segera pergi. Tentu mungkin di antara kita masih banyak segala pencapaian yang ingin diraih. Segala momen kebahagiaan dan kesedihan silih berganti mewarnai kehidupan saya di tahun 2017 ini.

Lalu walaupun saya tengah dilanda kesedihan, ada sosok-sosok yang berperan penting dan menjadi lini terdepan untuk memberikan semangat pada saya, yakni kedua orangtua saya. Terutama ibu saya.
Wanita yang sehari-hari saya panggil dengan sebutan “Mama” itu selalu memberikan dukungan dan doa yang tiada henti tanpa tapi dan tanpa nanti untuk kehidupan saya.

Boleh dibilang, tahun 2017 adalah tahun yang sebagian besar memberikan kebahagiaan untuk saya. Dimulai pada Juli 2017 kemarin, saya berhasil menerbitkan sebuah buku. Ya, menerbitkan sebuah buku adalah cita-cita saya sejak duduk di bangku kuliah. Awalnya, saya kurang percaya diri untuk menulis buku, namun berkat doa Ibu saya siang dan malam, serta usaha dan doa dari saya yang tiada henti, maka keinginan untuk saya menjadi penulis buku tercapai di tahun 2017.

Jika masih ada yang meragukan kekuatan doa, apalagi kekuatan doa dari seorang Ibu, sebaiknya buang jauh-jauh anggapan demikian. Karena dengan doa dari seorang Ibu, semua percepatan karier dan rezeki dapat kita rasakan.

Karena Ibu dan karena doanya yang telah melangit dan diaminkan oleh seluruh penjuru langit, aku kali pertama menginjakkan kaki di Balai Kota Provinsi DKI Jakarta untuk menerima penghargaan

Tak hanya sampai di situ, Alhamdulillah setelah saya menerbitkan buku, banyak sekali peluang-peluang rezeki berdatangan. Ada kejadian tak terduga menghampiri saya. Sebelum kejadian tersebut, saya sempat minta tolong ibu saya untuk mendoakan saya dalam setiap shalatnya. saya bilang "Ma, doakan saya selalu ya. agar saya menjadi anak yang sukses dan membanggakan Mama dan Papa." 

Dan benar saja, beberapa bulan lalu, sebuah email masuk yang isinya menyatakan bahwa salah satu artikel saya menjadi nominasi di ajang penganugerahan jurnalistik oleh Persatuan Wartawan Indonesia. Jelas saya kaget bukan main, karena memang dari awal saya tidak menyangka akan mendapatkan nominasi paling bergengsi tersebut.

Dan lagi-lagi itu adalah berkat dari doa Mama saya. Mama saya yang selalu ada menguatkan, mama saya yang selalu mendukung. Begitu banyak doa yang sudah mama saya panjatkan di hadapan Allah SWT, tanpa saya tahu mama saya mungkin di sepertiga malam menangis, menengadah, dan bermunajat kepada-Nya. Sungguh antara percaya dan tidak percaya,  Di tanggal 21 September 2017, saya berhasil mendapatkan penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia untuk kategori “Feature Citizen Journalism” di mana artikel saya, menjadi juara 2 dalam ajang penganugerahan tersebut. sungguh luar biasa doa Mama saya untuk saya.

Entah doa mana yang akan dikabulkan lebih dulu oleh Allah SWT, mama saya selalu tak putus asa untuk mendoakan anak-anaknya termasuk mendoakan saya.  Setiap saya telah sampai di kantor, tak lupa saya selalu memberikan pesan singkat di handphone untuk Mama saya, yang isinya begini, “Aku udah sampe kantor, Ma. Doain ya.” Terus menerus saya meminta restu dan doa dari ibu saya. Alhamdulillah, mustajabnya doa dari Mama saya kini saya rasakan sekarang. Maafkan anakmu ini, Ma, jika belum bisa sepenuhnya membalas cinta dan kasih sayangmu yang selalu engkau berikan tulus dan tanpa pamrih untuk kehidupan ku.

Ini adalah foto saya bersama Mama Saya.
Pertama kalinya dalam sejarah hidup menerima penghargaan bergengsi langsung di Balai Kota, yang dihadiri oleh para pertinggi dari Provinsi DKI Jakarta. Semua itu berkat doa yang tulus dari Mama saya. Menerbitkan buku dalam waktu 30 hari, yang bagi sebagian banyak orang mustahil untuk dilakukan, berkat doa dan dukungan dari Mama saya, akhirnya keinginan saya itu dapat terwujud. Alhamdulillah terimakasih banyak Mama.

Artikel ini, saya ikut sertakan untuk lomba blog dari Saliha.id dalam rangka menyambut "Hari Ibu" pada tanggal 22 desember 2017.


Kompetisi Lomba Blog dari Saliha.id


Wassalamualaikum Wr.Wb

Rachmah Dewi



Minggu, 14 Mei 2017

Hai Kalian, "I'm Back!" #Part1

(Sumber gambar: entertainment-expert.com)

Assalamualaikum Wr.Wb!

Setahun sudah saya meninggalkan blog pribadi saya ini. Mohon maaf banget buat pembaca setia blog saya ya karena saya jarang posting artikel di blog ini :)

Anyway, selama setahun ini, saya menemukan banyak sekali pembelajaran hidup. mulai dari hal yang membuat senang, bahagia, berbunga-bunga, sampai sedih, kecewa, pasrah, galau, dan gundah. Semua saya alami selama kurang lebih setahun ini. maka dari itu, karena saya merasa pahit manis pembelajaran hidup yang sudah saya dapatkan tersebut, saya mau membagikannya lewat blog ini.

Selama setahun belakangan kemarin, Dewi nulis di mana?

Banyak gak yang nanyain setahun belakangan ini saya nulis di mana? Alhamdulillah yang nanya sekitar 10 juta orang (hahaha kok lebay?)
 Yap, selama setahun belakangan ini, saya nulis di platform blog bernama Kompasiana. lah kenapa kok saya nulis di sana? ya karena saya bekerja di sana. hehehe. iyap betul, tepatnya di Februari 2016, saya resmi diterima oleh Kompasiana. salah satu unit bisnis dari Kompas Gramedia Group.

Cerita dikit, dulu keinginan saya begitu menggebu-gebu dengan tekad yang bulat untuk masuk menjadi karyawan Kompas Gramedia. keinginan saya itu dimulai ketika saya lulus kuliah, namun 3 tahun kemudian Allah SWT baru mengabulkan doa saya.

Oke lanjut..

Nah karena tuntutan pekerjaan itulah yang memaksa saya untuk menulis di Kompasiana. menulis artikel lebih tepatnya. karena, Kompasiana sebagai platform blog sosial, memungkinkan untuk siapa saja bisa menulis di sana. (tentunya bagi mereka yang sudah punya akun di sana, barulah bisa menulis.)

Terhitung dari Februari 2016 sampai Mei 2017, di Kompasiana, saya sudah menuliskan 79 artikel, yang didominasikan untuk rubrik "Muda"

kenapa saya senang menulis di rubrik "Muda?" jangan tanya kenapa alasannya karena saya juga tidak bisa untuk menjawab! hehehe. Ya intinya, kalau nulis di rubrik muda itu berasa "Gue Banget" dah! yoii..

Nah, selama setahun lebih, saya berdedikasi untuk menjadi anak Kompasiana yang baik. wedeeeh! hahaha. dan Alhamdulillah, sebentar lagi ada salah satu keinginan saya yang Insya Allah akan segera terwujud.

Menikah?

Waduh, maaf saya nulis apa barusan? itu kok jadi burem gitu tulisannya di saya? ahahaha. Menikah ya? Iya, saya pengen nikah, jangankan saya, semua orang juga pengen nikag kok hehehe. tapi kapannya? masih belum bisa saya jelaskan di sini. karena kan waktunya biarkan Allah saja yang atur. soalnya saya belum ketemu sama Mas calon suami di Istikharah saya, nah kalau udah ketemu nanti baru saya posting di sini ya! hehehe


Lantas apa dong salah satu keinginan saya yang akan segera terwujud itu? SAYA MAU NERBITIN BUKUUUUU!! INSYA ALLAH LAGI PROSES CETAAKKK! Eh Maaf-maaf capslock-nya jebol saking saya bersemangat sekali menceritakan perihal saya mau ngeluarin sebuah buku!

Yuhuuuyy!! itulah salah satu impian saya. sedari kecil, saya memang suka nulis. kalau kata temen saya sih, saya kalau nulis tuh selaluuuu panjang bangeet.. apalagi kalau lagi ulangan mata pelajaran bahasa indonesia sewaktu di bangku sekolah dasar, sekolah menengah pertama, atau sekolah menengah atas, sampai di bangku kuliah pun, untuk ujian mengarang (nulis karangan) atau bikin essay, ketika teman saya hanya menulis satu halaman, saya bisa menulis dua setengah halaman. yang kadang saya suka minta kertas kosong sebagai tanda tulisan yang saya tuliskan sudah over kuota di kertas yang diberikan oleh pengawas ujian! hahaha maafkan saya Pak, Bu..

Nah, sebenernya keinginan saya menjadi seorang penulis itu sekitar 3 tahunan yang lalu. di mana waktu itu, saya melihat profesi penulis-penulis muda yang mereka umurnya sama kayak saya, tapi kok prestasi mereka lebih banyak dari saya?

Dari situlah, saya mulai tercambuk. saya harus bangkit! saya masih muda, harusnya saya bisa berprestasi seperti para penulis-penulis muda yang hebat di Indonesia.

namun, dulu saya mau jadi penulis itu belumlah sampai pada niatan yang kuat. sampai akhirnya, niatan yang kuat itu ada di tahun 2016 kemarin, saat salah satu teman kantor saya, menerbitkan sebuah novel di penerbit Elex Media Komputindo.

lagi-lagi, saya bagai tertampar. kenapa teman sekantor saya bisa mengeluarkan buku, lalu mengapa saya tidak bisa? dari situ, niatan kuat saya muncul untuk menerbitkan sebuah buku.

Dan ditambah lagi, saya sebagai seorang alumni sekolah Al-Azhar, yang notabene-nya adalah salah satu sekolah islam terbaik di Indonesia, yang menghasilkan ribuan alumni berkualitas dan berprestasi. saya merasa malu. kenapa saya malu? karena saya sebagai alumni yang 11 tahun, sejak TK sampai SMP bersekolah di Al-Azhar, ketika lulus dari sana, belum memberikan kontribusi yang berarti dan bermanfaat untuk orang banyak.

Di mana, saya melihat teman-teman saya yang kini sudah banyak yang sukses dalam berkarier. ada yang jadi entrepreneur, operational manager, marketing manager, hafidz qur'an, dokter, maupun menjadi seorang publik figur! Iyaaa! itu semua lulusan Al-Azhar! Masya Allaaahh..

Sungguh, begitu hebat prestasi teman-teman saya. saya berkara dalam hati "Dewi, sekarang giliran lo yang harus maju! lo tunjukkin ke orang-orang yang dulu pernah meremehkan lo, pernah menganggap lo gak bisa apa-apa, kalo lo bisa berprestasi! jangan tunda lagi, sekarang saatnya!"

dari rasa tertampar itulah akhirnya saya bangkit, dan mulailah saya menulis naskah buku.

Saya tadinya ingin menulis naskah berupa novel (buku fiksi), di mana saya sudah menuliskan ceritanya setengah di akun wattpad saya. namun, niat menulis buku fiksi saya urungkan. saya ganti niatan saya, dan akhirnya terciptalah naskah buku nonfiksi.

Buku nonfiksi kan susah?


Kata siapa? masa sih? enggak kok, menulis non fiksi itu gak susah, cuma gak gampang aja. HAHAHA! jujur, saya mau berbagi cerita nih yaa.. emang bener sih kalau menulis non fiksi itu syusssyaahh... ide kita gak boleh buntu, pikiran harus tetap fresh. karena menulis non fiksi itu adalah menulis kenyataan dan bukan berupa khayalan!


Tapi.... menulis non fiksi berdasarkan tema yang dekat dengan keseharian kita itu jauh lebih mudah loh! percaya sama saya!

saya nulis non fiksi dengan tema "Memantaskan diri untuk dapat jodoh terbaik" itu alhamdulillah sih gampang saja. karena apa? karena tema tersebut yang kerap kali menghantui saya, kerap kali menggalaukan saya, kerap kali bikin susah tidur saya! hehehe

Gini, saya nulis buku pertama saya itu, sumber utamanya adalah kegalauan saya. Iya, kamu gak tahu kan kalo saya galau? galaunya anak kelahiran 91 apa lagi kalau bukan tentang jodoh-lamaran-nikahan? hahahaa... serius nih, dari kegalauan saya itu maka, saya memutuskan untuk meluapkannya lewat tulisan. tapi bukan tulis status di BBM atau FB ya! yang isinya kayak gini "Aq Gtw Lg Hrz Gmn Ney, Tmn2 q dah pd Niqah.. Aq lom ad Jodoh, Q Pusink" Percayalah, niscaya saya tidak mahir untuk menulis seperti tulisan cetak miring di atas.

Nah, jadi saya ini adalah tipe galau elegan!

GALAU ELEGAN? apaan dah maksudnye? kagak paham ye ente pade? ahahaha..

Jadi galau elegan itu adalah tingkatan galau yang jika dirinya sedang galau, maka dia menumpahkan kegalauannya dengan hal yang bermanfaat. nah contohnya saya ini, saya menulis satu buku yang terdiri dari 169 halaman itu karena kegalauan saya lho!

Iya, disaat teman-teman saya yang sebaya, telah banyak yang menikah, banyak yang menyebarkan undangan pernikahan, banyak yang mengupload foto pernikahan atau lamarannya di sosial media. sementara saya? belum sampai di tahap itu semua. ditambah lagi kedua orangtua saya, keluarga saya yang menanyakan "Dewi, mana calonnya? kok gak dikenalin ke mama? bohong ah kamu gak punya calon, gak punya pacar!" wahahahaha aduh gimana yak jawabnya saya bingung. lebih bingung lagi kalau ditanya "Kapan nyebarin undangan?" tahu tidak, rasanya saya pengen loncat aja dari jurang kalau terus-terusan ditanya seperti itu.

Nah, dengan punya kesibukan baru sebagai penulis buku, saya kan jadi punya alasan jika ditanya "kapan nikah?" maka saya akan jawab "Iya, nanti ya setelah buku ini selesai, setelah buku ini terbit." jawaban yang sungguh elegan, bukan? hahaha

percayalah, saya pun sebenarnya mau sekali menikah seperti teman-teman yang lain. namun, masalahnya kan kalau Allah, Tuhan saya, belum menghendaki saya untuk bersatus sebagai seorang istri ya gak akan bisa, toh? ketika kegalauan akan pernikahan itu datang, saya selalu pegang satu kalimat pamungkas "Semua akan menikah pada waktunya. Semua akan dapat jodoh jika sudah waktunya."

nah dari situ, kegalauan saya, saya kumpulkan menjadi satu narasi yang layak untuk dibaca. saya mau, saya ataupun kalian yang sedang ada dalam masa penantian menanti jodoh terbaik, melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat. bukan hanya diisi dengan "Baper" (Bawa Perasaan) terus-menerus. karena akan jauh lebih berguna masa penantian kita jika kita mengisinya dengan menuntut ilmu, perbanyak baca buku, dan perbanyak mendekatkan diri pada Allah SWT.

Wassalamualaikum wr.wb





Kamis, 28 Januari 2016

PIKIR BAIK-BAIK APA DIA PANTAS DIPERTAHANKAN?



Pernahkah kamu berharap pada seseorang? Kamu berharap kebaikannya, kehadirannya, perhatiannya, kasih sayangnya.

TAPI…

Seringkali engkau dikecewakannya, menangis karenanya, disakiti olehnya? Lalu.. pantaskah kamu masih berharap padanya? Ataukah dalam kecewa, dalam tangis, dan dalam sakit itu adakah kebahagiaan yang kamu dapatkan?

Apakah dengan kecewamu bisa mengubah dia jadi lebih baik? Apakah dengan tangismu dia akan hadir? Ataukah dengan perasaan sakit hatimu, dia akan menyayangimu? Mungkin jawabannya : TIDAK

Jadi, bukankah ini saatnya untuk kamu pergi? Berpaling? Menjauh?

Setidaknya pergilah dari rasa kecewa itu, berpalinglah untuk tetesan air mata itu, menjauhlah untuk membahagiakan hatimu. Sulitkah itu bagimu? Jika “YA” pikirkan betapa dia tidak pernah mengharapkanmu, memerdulikanmu, memikirkanmu.

Tanpa kamu sadari, kamu telah hanyut dalam harapan, impian, dan angan kososngmu.

Sedikit kata darinya, membuat kamu merasa diperhatikan.

Sedikit senyum darinya sudah membuat kamu berpikir dia peduli padamu.

Sedikit Kabar darinya membuat kamu terlena, tak beranjak.

YA, semua yang sedikit itu saja sudah membuat kamu bahagia, yang sedikit bahkan semu sudah membuat kamu bertahan. Untuk apa? Untuk sesuatu yang KOSONG, tak pernah dia pikirkan, bukan apa-apa untuknya, DIA TIDAK TAHU DAN TIDAK AKAN PEDULI. Dan esok lusa, nanti, ataupun detik yang akan datang, kamu akan Kecewa, menangis, dan sakit hati lagi.

Tidakkah semua itu cukup? Saatnya kamu melangkah, mendaki di terjal kehidupan dan mengalir bagai sungai.

JANGAN bertahan untuk harapan yang tak akan pernah ada. Jangan menunggu hembus angin yang lalu, jangan sampai kamu terbangun dalam keadaan remuk.

Selagi kamu bisa berdiri, selagi air matamu belum habis, selagi hatimu belum bernanah, biarlah dia menjadi bagian dari kenanganmu.

Mungkin dia tidak menyadarinya, karena kamu bukan yang diharapkannya, kamu bukan yang dipikirkannya, kamu bukan apa-apa baginya.

INGAT!

Tuhan tidak menciptakan satu orang didunia ini. Bukalah hatimu, diluar sana masih banyak orang yang membutuhkanmu, cukuplah dirimu untuk mereka yang siap mencintaimu apa adanya. Jangan pernah berharap pada manusia, karena akhirnya pasti akan dikecewakan. Berharaplah hanya kepada Allah Ta’ala.



Sekian

Sumber : Line.

Penulis : Rachmah Dewi

Minggu, 17 Januari 2016

Review Book - Diary Cinta Sally

Diary Cinta Sally
Suara Hati Tentang Cinta, Rindu, Hingga Patah Hati dalam Diam.

Diary Cinta Sally adalah kedua karya dari Kak Ayu (@momalula) yang saya baca setelahbuku Diary Sally "Inspirasi Hijab Syar'i". Saya sebagai penikmat karya sastra khususnya penikmat buku, buku ini sangat bagus dan sangat layak dibaca untuk semua muslimah yang sedang berjuang memantaskan diri pada Allah SWT.

Penulis : Ayu (@Momalula)
Editor : N. luky Andari
Penerbit : PT Elexmedia Komputindo
Jumlah Halaman : 164
Tahun Terbit : 2016

Buku ini sangat menginspirasi saya sebagai pembaca agar senantiasa berperilaku baik dan tentunya taat kepada Allah SWT. Disini dikisahkan tentang Sally, seorang wanita muslimah yang memiliki hati dan kepribadian yang baik dan menyenangkan, patuh kepada orangtua, juga sangat menyayangi dua sahabatnya yang bernama Amel dan Nisa. Sally yang dulu belum paham akan arti "Cinta" tiba-tiba ia merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda bernama Salman. Sally jatuh cinta kepada Salman secara diam-diam. Dalam buku ini dikisahkan bagaimana Sally menjaga kesucian cintanya kepada pemuda yang ia cintai. Karena baginya yang utama adalah mengejar cinta pada Sang Pemilik cinta, Allah SWT.

Di buku ini dikisahkan bagaimana Sally untuk selalu kuat menerima ketentuan yang telah Allah takdirkan kepada hamba-Nya. Termasuk urusan cintanya. Karena bagi Sally, jika jatuh cinta, dekati yang punya hatinya yaitu Allah SWT. Libatkan Allah dalam setiap keputusan. Temui Allah dalam doa-doa mendalam. Allah lah Sang Pemilik skenario terbaik bagi kehidupan seorang hamba-Nya. Karena Sally percaya, jikalau wanita yang baik pasti akan Allah kasih juga pasangan hidup yang terbaik pula. Janji Allah itu pasti.

Buku ini sangat ringan dibaca dengan bahasa yang mudah dicerna dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang menarik dari buku ini adalah buku ini pula dilengkapi quotes dan ilustrasi gambar yang membuat para pembaca "betah" untuk berlama-lama membaca buku.


"Tak perlu khawatirkan tentang apapun. Segala hal tentang rezeki, jodoh, maut sudah IA tuliskan lengkap dengan skenarioNya. Pilihan Allah selalu baik sesuai dengan kebutuhan kita." (Diary Cinta Sally hlm.29)




Selamat membaca!

Penulis : Rachmah Dewi


Selasa, 22 Desember 2015

Makin Mantap Untuk Menghasilkan Karya Lewat Tulisan - "The Best Moment of 2015"



Assalamualaikum Wr.Wb

Apakabar teman-teman pembaca blog saya? Semoga kalian semua selalu mendapat keberkahan dari Allah SWT dimanapun dan kapanpun ya. Aamiin.

Sebentar lagi tepatnya dalam hitungan hari lagi kita semua akan meninggalkan tahun 2015, dan bersiap menyongsong tahun 2016. Wah, gak kerasa ya. Waktu berlalu begitu cepat.

Dulu, di sebelum menyongsong tahun 2015 banyak diantara kita yang sudah mulai menyusun target dan pencapaian yang akan diraih di tahun 2015. Sayapun demikian. Bagaimana teman-teman semua, apakah sudah banyak pencapaian yang diraih? Atau masih banyakkah pencapaian yang belum diraih?

Hakikatnya sebagai manusia pasti banyak kemauan nya. Dan manusia itu cenderung memiliki sifat “Belum Puas” terhadap apa yang sudah Allah berikan. Jangan sampai sebagai manusia, kita memiliki sifat kufur nikmat dan kurang bersyukur. Karena Allah Berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 7 yang artinya “Barangsiapa bersyukur kepada Ku maka akan Aku  tambah nikmat-Ku kepadamu. Tetapi barangsiapa ingkar, Maka sesungguhnya Adzab-Ku sangat pedih.”

Jadi jika diantara teman-teman semua yang sudah memiliki banyak pencapaian yang bagus dan cemerlang di tahun 2015 ini, banyak-banyaklah bersyukur kepada Allah. Agar Allah semakin ridho membersamai langkah kita di tahun 2016 yang akan datang. Karena tanpa pertolongan dan kuasa Allah, manusia tidak akan ada artinya.

Oke kali ini, saya akan membahas tentang “The Best Moment of 2015” yang sudah dan capai di tahun ini, Alhamdulillah cukup banyak. Dan banyak kejadian yang tidak disangka-sangka hadir dalam kehidupan saya.

Berawal dari hobby menulis. Saya memang senang dan tengah menekuni dunia kepenulisan. Saya senang bikin tulisan lewat blog. Waktu pertengahan tahun 2015 kemarin tepatnya bulan Mei yang juga bertepatan dengan hari ulangtahun saya, saya mendapat undangan workshop kepenulisan dari redaksi Dream.co.id. Dalam workshop kepenulisan yang bertemakan “Cantik Bareng Dream” itu memang mengundang rekan-rekan penulis dan blogger. Awalnya saya tidak menyangka jika diundang dan dipilih untuk menghadiri acara tersebut, karena saya merasa kualitas tulisan saya masih “STD” alias masih standard. Di workshop tersebut, pengisi acaranya ada Mas Ahmad Fuadi. Beliau adalah penulis buku best seller “Negeri 5 Menara.” Dan ada Zaskia Adya Mecca yang saya sangat favortikan. Dan yang paling menyenangkan buat saya adalah dalam acara tersebut, saya yang juga tengah berulang tahun diucapkan selamat ulang tahun oleh Kak Zaskia Mecca. Duh, seneng banget rasanya. Selain itu pula dalam workshop kepenulisan ini, diadakan “Blog Review Competition” dan Alhamdulillah saya terpilih jadi juara ke-3 dan berhak mendapatkan voucher dari butik “Meccanism by Zaskia Mecca”. Dan voucher itu sungguh membuat saya senang, karena saya membeli baju lebaran tahun ini dari hasil lomba menulis. Itu kali pertama nya saya mendapatkan “hasil” dari menulis. Alhamdulillah.




Lalu, di bulan Oktober 2015 kemarin yang bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, saya memberanikan diri mengikuti “Blog Competition” dari Komunitas “Sobat Budaya.” Pada blog competiton tersebut diikuti oleh partisipan dari seluruh Indonesia. Awalnya saya sama sekali tidak menyangka akan menjadi juara ke-3 karena partisipan nya sangat bagus-bagus tulisannya. Tapi Alhamdulillah, sungguh tidak disangka. Dan lagi-lagi, saya mendapat juara ketiga. Dalam juara ketiga tersebut, saya dihadiahi uang tunai oleh penyelenggara. Alhamdulillah. Saya tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah. Hadiah uang tunai tersebut, seluruhnya saya hadiahkan kepada ibu saya. Ibu saya sangat senang Saya pun merasa senang jika melihat Ibu saya senang. Karena suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang anak apabila melihat senyuman dari kedua orangtuanya karena prestasi yang diraih. Dan dari hasil juara ketiga lomba Blog competition dari Organisasi Sobat Budaya tersebut, saya diminta untuk menjadi contributor untuk “Taman Maya Budaya Indonesia” yang diselenggarakan oleh pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI). Alhamdulillah Terima Kasih Ya Allah atas segala nikmat dan karunia-Mu.

 Dan dari dunia kepenulisan inilah saya lebih kenal dekat lagi dengan sosok-sosok hebat di Indoenesia seperti Haykal Kamil dan desainer muslim indonesia, Kak Jenahara :)



Padahal jika ditilik, saya menulis hanya sekadar hobby. Dan belajar menulis blog juga sebenarnya otodidak. Tapi saya orangnya mau belajar, dan Alhamdulillah Allah membukakan jalan bagi saya untuk makin mantap menghasilkan karya lewat tulisan.

Jadi apa yang menjadi passion teman-teman, teruslah tekuni apa yang menjadi passion kalian. Apa yang menjadi hobby kalian. Karena bias jadi rezeki dari Allah itu datangnya dari hobby yang kalian tekuni saat ini. Masih muda teruslah berkarya, jangan hanya bisanya bergalau ria di sosial media. Jadilah anak-anak muda yang berprestasi juga menginspirasi. Bahagiakan orangtua selagi mereka masih ada.

Tulisan ini diikutsertakan dalam  IHB Blogpost Challenge  






Semoga bermanfaat ya tulisan saya ini. Sekian :)



Wassalamualaikum Wr.Wb



_Rachmah Dewi_




Selasa, 08 Desember 2015

Batik Papua - Primadona di Timur Indonesia



Irian Jaya atau Papua, pulau yang terletak di wilayah Timur Indonesia memang terkenal dengan keindahan alamnya yang sudah mendunia seperti Raja Ampat. Tetapi, tahukah kalian selain terkenal dengan keindahan alamnya, Papua juga menyimpan warisan budaya yang sangat cantik. Warisan budaya tersebut adalah Batik Papua. Batik yang kita kenal sekarang ini mungkin hanya dari seputar Jawa. Yang paling populer memang dari Yogyakarta dan dari Solo. Mulai berkembang Batik Madura, Pekalongan atau Banyumasan. Ada juga batik-batik modern yang populer diminati anak-anak muda. Motifnya abstrak serta warnaya pastel dengan model benar-benar modern. Tidak salah, mereka yang bergumul dengan Batik, mendapat apresiasi sangat baik, karena mampu menggiring pemuda pemudi untuk mulai cinta Batik.

Tidak lengkap rasanya, setelah berkunjung ke Tanah Cenderawasih, tanpa membawa buah tangan. Banyak jenis cenderamata unik yang tersedia di tanah Papua, mulai dari kalung taring babi, kuku buaya, jari cenderawasih, noken (tas tradisional dari kulit kayu atau anggrek), hingga koteka.
Namun, disisi lain, Indonesia terkenal dengan keanekaragaman batik. Seperti halnya batik yang ada di Papua. Dibandingkan dengan corak batik dari daerah lainnya di Jawa, batik Papua memiliki perbedaan corak yang cukup mencolok. Batik dari daerah ini cenderung lebih gelap namun banyak memiliki motif yang terdiri dari gambaran patung. Gambar burung cenderawasih menjadi identitas dari setiap motif batik dari tanah Papua tersebut.

Batik di Papua selama ini yang paling terkenal adalah batik motif Asmat. Warnanya lebih cokelat dengan kolaborasi warna tanah dan terakota. Soal pemilihan motif batik Papua banyak menggunakan simbol-simbol keramat dan ukiran khas Papua. Cicak atau buaya adalah salah satunya. Selain tentu lingkaran-lingkaran besar. Bahannya macam-macam disesuaikan dengan permintaan pasar.
Batik-batik tradisional dari tanah Jawa memang khas. Seperti dari Solo, Batik tradisionalnya, tentu yang klasik, selalu berwarna coklat klasik berpadu dengan warna hitam. Batik klasik Yogyakarta adalah berwarna putih kecoklatan juga berpadu warna hitam. Apalagi motif batik tulis dari tanah Jawa, sudah tidak diragukan lagi kecantikannya.

Tetapi Batik Papua, lebih 'modern'. Mereka justru lebih memilih kain-kain berwarna warni, seperti merah terang, hijau, biru, ungu, pink, orange atau kombinasi. tetapi jika dilihat dari kehidupannya disana, Papua justru mampu menyedot banyak wisatawan asing bahkan untuk tinggal disana, termasuk warga dunia barat yang bekerja di Freeport, kemungkinan besar mereka membawa pengaruh budaya dengan warna-warna cerah, yang berpadu dengan warna-warna natural.

Sama halnya dengan daerah penghasil batik tulis lainnya yang punya sentra produksi batik. Papua juga memiliki sentra batik yang berada di kota Jayapura, propinsi Papua Barat. Proses pengerjaan batik di Papua dibagi menjadi 2, yakni : para wanita mengerjakan batik tulis dan para pria mengerjakan batik cap. Bahan kain batik yang digunakan untuk pembuatan batik Papua menggunakan kain katun dan sutera. Pewarnaannya pun adalah dari bahan-bahan alami, tetapi mengiringi perubahan jaman serta ongkos produksi yang semakin mahal, warna-warnanya mulai dibuat warna-warna sintetis.                                                                                                 
Batik Papua sudah jauh lebih popular jika dibandingkan waktu pertama kali muncul di era 1985-an. Saat itu pemerintah Indonesia mendapat bantuan dari PBB yang diwakili oleh The United Nation Development Program (UNDP) dalam hal pemberdayaan kebudayaan Indonesia bagian timur.                                                                                                                  
Keanekaragaman Indonesia akan semakin lengkap dengan adanya batik Papua ini. Meskipun jika dilihat dari sisi sejarah Papua tidak begitu mengenal budaya dan teknik membatik seperti masyarakat di Pulau Jawa. Tetapi kini sentra Batik Papua mulai tumbuh seiring berkembangnya batik Papua. Dan bersama kaum muda, Batik Papua akan mampu 'merebut' lirikan mata dunia lewat keaneka-ragaman Kain Tradisional Indonesia pada event-event tertentu.
Sebagai generasi muda penerus bangsa, berbanggalah karena Indonesia punya keanekaragaman batik dari berbagai provinsi. Jagalah dan lestarikanlah. Karena kemajuan suatu bangsa ada ditangan para pemuda-pemudi nya. Batik adalah warisan budaya Negara Indonesia, cintailah sama seperti mencintai Negara Indonesia itu sendiri.

Nah inilah gambar dari Batik Papua itu :)

Batik Asmat
 
 
Batik Sentani
 
Batik Cenderawasih
 
Batik Kamoro Papua
 
 
 
Penulis :  Rachmah Dewi

Sumber : www.budaya-indonesia.org, batik-tulis.com/blog/batik-papua, www.kompasiana.com