Dera dan Adi
bertemu untuk pertama kalinya sejak mereka berdua sama-sama duduk dibangku
sekolah menengah atas. Mereka bertemu sewaktu mereka sekelas di kelas dua. Dan
sejak mereka berdua tergabung dalam satu ekstrakurikuler di bangku SMA, mereka
berdua mulai akrab. Sehingga menjadi sahabat seperti sekarang.
Dera dan Adi
sudah bersahabat sejak 7 tahun yang lalu. Bahkan banyak teman-teman sekolah
mereka dulu mengira bahwa mereka telah menjadi sepasang kekasih. Dan banyak
pula diantara teman-teman mereka yang iseng meledek mereka berdua, “Ciee, Dera
dan Adi. Kalian tuh udah cocok banget loh. Mana mungkin kalian hanya sekadar
sahabat? Pasti diantara kalian ada rasa saling suka.” Menanggapi ledekan dari
teman-teman nya, Dera dan Adi hanya tersenyum saja.
Dera terkenal
sebagai perempuan yang cantik dan pintar di sekolah. Dera selalu mendapatkan
rangking di kelasnya. Sampai pada waktu wisuda kelulusan di bangku SMA, Dera
menjadi siswi terbaik di sekolah. Bahkan sampai sekarang pun ketika Dera sudah
lulus dari bangku kuliah dengan predikat cumlaude,
Dera pun bekerja di salah satu perusahaan terbaik di Indonesia.
Sama halnya
dengan Adi. Adi pun adalah laki-laki yang tampan, pintar, dan berwawasan luas.
Adi sangat pintar dalam berbahasa inggris. Adi pun juga telah lulus kuliah di
salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, sekarang ini sama halnya
dengan Dera, dia bekerja di salah satu perusahaan ternama di Indonesia.
Namun perbedaan
keduanya adalah dalam segi sifat. Dera terkenal sebagai perempuan yang supel,
banyak teman, dan ceriwis. Lain halnya dengan Adi, Adi adalah sosok yang
pendiam, sedikit kaku, dan juga sedikit tertutup. Tetapi mereka berdua bisa
saling nyambung ketika mereka mengobrol atau bertukar pikiran masalah apapun.
Dan masalah mulai
datang menimpa mereka berdua, karena salah satu dari mereka yaitu Dera yang diam-diam
mulai menyukai Adi. Dera tidak mengerti bagaimana perasaan suka itu bisa
tertuju kepada Adi. Karena selama ini, Dera hanya bersahabat dengan Adi. Tetapi
memang, jatuh cinta terjadi pada waktu dan orang yang tidak disangka-sangka. Dera
sungguh dilema. Dera takut jika perasaan suka kepada Adi akan membuat
persahabatan mereka retak. Pernah suatu saat, sahabat Dera, Inda bertanya
kepada Dera. “Der, sebenernya gimana sih antara kamu dan Adi? Kamu pacaran atau
enggak sama dia? Kamu suka sama dia?” Dera pun menjawab, “Enggak lah Nda, aku
sama Adi kan bersahabat baik. Kamu juga tahu kan kalau kita berdua bersahabat
sejak SMA?” Jawab Dera dengan jawaban yang tidak jujur. Karena sebenarnya Dera
sangat suka dengan Adi. Dera merasa nyaman setiap berada dekat dengan Adi.
Bahkan Dera sangat merasa nyambung ketika ngobrol masalah karir atau apapun
dengan Adi.
Dera memang tidak
jujur dengan persaan nya kepada Adi. Dera memendam rasa cintanya yang mulai
tumbuh kepada Adi. Sebenarnya, Dera ingin sekali mengungkapkan perasaan nya
secara langsung kepada Adi. Namun Dera tidak berani. Dera takut jika dia
mengungkapkan perasaan nya kepada Adi, Adi tidak mau lagi bersahabat dengan
nya. Karena Adi tidak menyukai Dera. Pikirnya seperti itu.
Ditengah
kerisauan Dera akan perasaan hatiya kepada Adi, akhirnya Dera mulai mau untuk
curhat kepada sahabatnya, yakni Inda. Inda merupakan sahabat terbaik Dera.
Mereka pun juga telah bersahabat semenjak mereka sama-sama duduk di bangku
Sekolah Menengah Atas. Dera segera mengambil smartphone nya untuk menelepon sahabatnya tersebut. “Hallo, Inda.
Lo lagi sibuk gak? Gue mau curhat nih.” Inda pun menjawab telepon dari Dera, “Hallo,
Der. wah tumben nih, mau curhat apa? Pasti masalah kerjaan? Atau mungkin
masalah percintaan? Gue siap dengerin curhatan lo kok!” “Iya, Nda. Gue mau
curhat nih. Lo kan sahabat gue banget. Lo yang paling tahu gue Nda. Lo tahu kan
siapa cowo yang lagi deket sama gue sekarang? Temen SMA kita juga?” Tanya Dera.
“Hmmm, yang gue tahu sih, lo kan sahabatan sama Adi sejak SMA dulu.” Kata Inda
yang berusaha mengingat-ingat nama lelaki yang tengah dekat dengan sahabatnya
itu. “Right, Nda! Itu pokok
permasalahan yang gue pengen curhatin. Jadi gini loh Nda, sebenarnya gue
sekarang-sekarang ini mulai jatuh cinta sama Adi. Gue juga bingung kenapa gue
bisa ada perasaan cinta ini. Padahal gue sama Adi kan hanya bersahabat saja
sejak SMA hingga sekarang. Gue sangat dilema Nda dengan perasaan gue ini.” Kata
Dera. “sudah gue duga, Der! Pasti akhirnya lo akan jatuh cinta dengan sahabat
lo sendiri, yaitu Adi. Soalnya chemistry
kalian berdua tuh udah keliatan banget. Diantara kalian pasti ada rasa saling
suka. Dan ternyata lo yang suka sama Adi. Enggak apa-apa lagi, Dera. Saling
suka itu wajar banget kok. Gue kenal dengan Adi. Adi orangnya baik dan dia juga
cocok banget sama lo.” Kata Inda menanggapi curhat sahabatnya itu di telepon.
Percakapan mereka
berlanjut hingga pukul satu malam. Ya, hanya Inda yang selalu siap jika
mendengarkan curhatan sahabatnya itu. Persahabatan mereka bisa langgeng hingga
sekarang karena mereka selalu saling memberi dukungan, doa, solusi, dan
semangat satu sama lain. Inda memberi solusi kepada Dera, untuk berpura-pura
menjauh sejenak dari Adi. Cara itu dilakukan untuk mengetahui apakah Adi juga
punya perasaan yang sama kepada Dera. Apakah Adi rindu jika tidak berkomunikasi
dan bertemu dengan Dera. Jika Adi merasa kehilangan Dera, pastinya Adi pun juga
menyayangi dan mencintai Dera.
Dan sekarang Dera
sedikit menjauhi Adi sesuai saran dari Inda. Dera ingin tahu apakah Adi juga
punya perasaan yang sama dengan nya. Setiap Adi mengajaknya mengobrol melalui whatssapp, Dera hanya membalasnya
singkat. Biasanya dulu mereka saling mengobrol melalui whatssapp sampai berjam-jam. Kini Dera bersikap acuh kepada Adi.
Walau sebenarnya Dera tidak tega untuk menjauhi Adi, karena ia sangat sayang
kepada sahabatnya itu. Sahabat yang kini sedang membuatnya jatuh cinta. Adi
tidak mengerti bahkan bingung melihat tingkah laku Dera yang aneh dan
menjauhinya. Bahkan Dera sudah tidak mau lagi, jika Adi mengajaknya bertemu
seusai mereka berdua pulang dari kantor. Adi tidak tahu, kesalahan apa yang dia
perbuat sehingga membuat Dera marah hingga menjauhinya.
Akhirnya Adi
mulai bingung dengan perubahan sikap Dera. Adi bertanya kepada sahabat terdekat
Dera yakni Inda. “Inda, gue mau nanya sama lo dong. Kenapa ya akhir-akhir ini
sikap Dera berubah sama gue? Setiap gue ajak ngobrol di whatsapp dia hanya bales singkat. Dulu enggak kayak gitu. Dulu kita
bisa ngobrol sampai 3 jam di whatsapp.
Terus kalo gue ajak dia ketemuan, dia juga gak pernah mau lagi sekarang. Alasan
nya sih sibuk sama kerjaan nya.” Inda menyimak perkataan Adi. Inda tau, bahwa
itu adalah trik dari Dera agar ia tau bagaimana perasaan Adi terhadapnya. “Ya
mungkin memang Dera sedang sibuk dengan kerjaan di kantornya. Mungkin lo nya
yang harus ngertiin dia, Di. Kalau Dera emang bener-bener lagi sibuk sama kerjaan nya sekarang ini.” Kata
Inda dengan sedikit berbohong kepada Adi. Karena Inda paham sekali, Dera pun
juga tidak tega sebenarnya menjauhi Adi.
Setelah curhat
dengan Inda, Adi mulai introspeksi dirinya sendiri. Apakah dirinya ada
kesalahan yang membuat Dera marah dan bersikap dingin kepadanya seolah mereka baru
kenal seminggu. Padahal mereka sudah saling kenal selama 7 tahun. Adi mulai
merasa kehilangan moment bersama
Dera. Karena dimata Adi, Dera lah yang selalu bisa membuat dia tersenyum dan
tertawa. Dera lah yang selalu mengajaknya bercanda lewat whatsapp. Dera lah yang selalu membuat dia merasa nyaman. “Mungkin
gue telah jatuh cinta sama Dera.” Adi berkata dalam hati.
Tepat tanggal 12
Mei di hari ulang tahun Dera yang ke-24, Dera masih bersikap dingin terhadap
Adi. Handphone Dera berbunyi
manandakan ada notifikasi pesan baru dari whatssapp nya. “Dera, selamat ulang
tahun ya. Semoga segala keinginan positif lo bisa tercapai di tahun ini.”
Ternyata sebuah pesan singkat itu dari Adi. Dera membalasnya “Terimakasih Adi.
Semoga sukses juga untuk lo ya.” Tak lama kemudian, handphone Dera berbunyi lagi, “Coba buka pintu rumah lo deh.” Adi
yang mengiriminya whatsapp tersebut.
Dera bingung, maksudnya apa disuruh buka pintu rumah oleh Adi. Dera mengintip
dari balik jendela kamarnya. Bahwa tidak ada orang di depan pintu gerbang
rumahnya. Dera berpikir, Adi hanya bercanda saja. Adi bercanda agar membuat
dirinya senang di hari ulang tahunnya itu. Dera keluar dari kamarnya dan
membuka pintu gerbang rumahnya. Ternyata benar kosong tidak ada siapapun
disitu. Dera berbalik badan hendak masuk lagi kedalam rumahnya. Namun tiba-tiba
ada yang berkata di belakang dirinya. “Dera, selamat ulang tahun ya. Aku
mencintaimu.” Dera terkejut bukan main, karena dari tadi ia tidak melihat
siapapun di luar rumahnya. Dera berbalik badan, dan dia juga terkejut ternyata
yang berbicara kepadanya barusan adalah Adi. Ya, Adi sahabatnya sejak SMA.
Dera berkata, “Di, lo jangan bercanda
kayak gitu ah. Gak lucu tahu!” “Ini adalah perkataan ku yang serius Dera. Aku
benar-benar mencintai kamu. Ternyata selama ini, aku bohong sama diriku
sendiri. Aku bohong sama perasaan ku. Bahwa, aku mencintai kamu. Kita
bersahabat udah lama. Udah tujuh tahun. Dan aku jatuh cinta sama kamu tanpa
alasan. Aku juga enggak tau, kenapa perasaan ini bisa hadir secara tidak
terprediksi.” Kata Adi dengan kesungguhan. “It’s
called Unpredictable Love! Selamat ya, kalian emang cocok kok berdua. Gue
ngersetuin banget deh kalo kalian jadian. Apalagi kalau sampai pernikahan. Gue
seneng bangeeeet!!” ternyata Inda tiba-tiba juga hadir di rumah Dera. “Adi,
maafin aku. Kalo aku enggak bisa.” Kata Dera dengan suara lirih. “Oh, iya
enggak apa-apa kok kalau kamu enggak bisa nerima aku. Yang penting aku udah
lega kalau aku udah mengungkapkan rasa cinta ini padamu.” Kata Adi dengan
sedih. “Iya, aku enggak bisa.. bohong juga, kalau aku juga mencintai kamu. Aku
sayang banget Di sama kamu. Kamu tahu enggak, selama ini aku pura-pura bersikap
dingin sama kamu, pura-pura cuek sama kamu biar aku tahu perasaan kamu. Apakah
kamu rindu kalau enggak ada aku.” “Oh
jadi itu kamu cuma pura-pura? Ah dasar kamuu.. iya, aku rindu banget sama sikap
kamu yang dulu Der. Sikap kamu yang suka bercanda-canda sama aku, ketawa sama
aku. Aku lega kalau kamu Cuma pura-pura doang hehe.” Kata Adi dengan wajah
gembira. “Cieee,, jadi sekarang kalian udah resmi doong? Selamat yaa! Akhirnya
kalian bukan cuma friendship tapi
sekarang partnership dong?” kata
Inda. “Inda makasih banget ya, kamu udah bantuin aku, udah ngasih solusi atas
permasalahan aku. Aku juga sayang kamu Nda.” Dera berkata sambil memeluk
sahabatnya itu. “Kok Inda doang sih yang dipeluk? Aku enggak? Aku udah bawain
kue sama bunga loh, masa didiemin aja nih?” kata Adi menggoda Dera. “Huu, kamu
mah emang maunya dipeluk. Enggak mau ah, nanti aja kalau kita udah nikah aku
mau peluk kamu deh yang banyak.” Kata Dera sembari memukul-mukul mesra Adi.
Dan sebulan
setelah ulang tahun Dera, Adi mengutarakan niatnya ingin melamar Dera. Adi
ingin mengajak Dera untuk bersatu dengannya dalam ikatan suci pernikahan. Adi
pun datang kerumah Dera dan bertemu dengan kedua orangtua Dera. Orangtua Dera
pun setuju terhadap niat baik Adi yang ingin melamar putri mereka. Kedua
orangtua Dera juga menilai bahwa Adi adalah lelaki yang baik, rajin,
bertanggung jawab, dan bisa menjadi suami terbaik bagi putri mereka kelak.
“Tante dan Om sih setuju saja, kalau Adi mau ada niatan untuk melamar Dera dan
mengajaknya menikah. Tante dan Om yakin kamulah pria yang selama ini Dera cari.
Dera tunggu. Kamulah cinta sejati untuk Dera.” Ibu Dera berkata dengan penuh
kesungguhan.
Mendengar
perkataan kedua orangtuanya, Dera tak kuasa membendung air mata bahagia. Dera
bahagia mendengar jika kedua orangtua Dera telah setuju untuk menikahkan nya
dengan Adi. Dera benar-benar tidak menyangka, Adi yang dulu hanya sahabatnya
semasa mereka berdua masih sama-sama duduk dibangku sekolah menengah atas, kini
akan menjadi calon suaminya. Calon suami yang amat dia cintai. “Kita mungkin
bisa memilih ingin berpasangan dengan siapa. Namun kita tidak bisa memilih
ingin jatuh cinta dengan siapa. Jika kamu jatuh cinta pada seseorang yang kini
menjadi pasangan mu, mungkin Tuhanlah yang memilihkan nya untukmu.” Dera
berkata dalam hati sambil tersenyum bahagia.
SEKIAN
By : Rachmah Dewi
Email : dhewieyess75@gmail.com
Instagram : @Rachmah_Dewi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar