Saya dan Ibu Dita berfoto di depan Kantor Kelurahan Petojo Selatan, Jakarta Pusat (Dokumentasi Rachmah Dewi) |
"Perjalanan manusia ketika ia hidup di dunia sangatlah
singkat, untuk itu pergunakanlah usia kita untuk hal-hal yang positif dan
bermanfaat. Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk
orang lain. Jangan pernah kita menghabiskan sisa usia kita di dunia ini dengan
melakukan hal-hal yang negatif dan merugikan orang lain, percayalah apabila
kita senantiasa berbuat baik, berkata baik, dan berprasangka baik,
kebaikan-kebaikan pun akan datang untuk kita."
Saya merupakan orang yang sangat percaya bahwa rezeki yang
Tuhan berikan kepada Hamba-Nya bukan hanya berbentuk materi, tapi juga
kesehatan, kesempatan, kemudahan, dipertemukan dengan orang baik dan lingkungan
yang baik itu juga merupakan bagian dari rezeki. Bahagia sekali rasanya bagi
saya, karena pada hari Kamis (07/11/2019) saya berkesempatan untuk mewawancarai
salah satu tokoh wanita inspiratif yang di mana beliau juga merupakan salah
satu nominator dari 21 Nominator dalam “Ibu Ibukota Awards 2019.”
Sebelum saya menuliskan cerita dari tokoh yang sudah saya wawancarai tadi, saya ingin mengulas Sekilas tentang “Ibu Ibukota Awards 2019” ini adalah penghargaan yang diberikan bagi seluruh perempuan penggerak yang menghadirkan sisi lain dari kota Jakarta dan menghadirkan suasana lingkungan sekitar yang humanis dan harmonis. Ibu Ibukota adalah perempuan yang menjaga Marwah kota Jakarta.
Sebelum saya menuliskan cerita dari tokoh yang sudah saya wawancarai tadi, saya ingin mengulas Sekilas tentang “Ibu Ibukota Awards 2019” ini adalah penghargaan yang diberikan bagi seluruh perempuan penggerak yang menghadirkan sisi lain dari kota Jakarta dan menghadirkan suasana lingkungan sekitar yang humanis dan harmonis. Ibu Ibukota adalah perempuan yang menjaga Marwah kota Jakarta.
Walaupun yang dikerjakan mereka terlihat sederhana, tapi sosok perempuan memegang peranan penting sebagai roda penggerak di dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Mereka melakukan hal-hal kecil dengan teliti dan berkelanjutan untuk tujuan yang lebih besar, yaitu menciptakan lingkungan yang harmonis, tempat ideal bagi anggota keluarga dan masyarakat lainnya.
Ramah, bersahaja, dan cerdas, adalah sifat yang pertama kali saya sematkan kepada Ibu Dita Cucu Kartika, yang menjadi narasumber saya hari ini. Ibu Dita---demikian biasa beliau disapa, saat ini menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).
Saya mewawancarai beliau langsung di kantornya pada Kamis siang. Saat saya tiba di Kantor Kelurahan pada pukul 10 pagi, Ibu Dita sedang bertugas untuk memonitoring di RPTRA Tanah Abang 3. Menunggu sekitar 15 menit tidak masalah bagi saya, karena saya memang ingin sekali untuk menggali wawasan dan inspirasi lebih banyak dari beliau.
Saya bersama Ibu Dita di ruang PKK, tempat beliau dan tim PKK bekerja (Dokumentasi Rachmah Dewi) |
Di usianya yang terbilang muda, yakni 32 tahun, Ibu Dita yang
telah dikaruniai dua orang putra ini, sudah menorehkan prestasi di kancah
Nasional maupun Internasional sebagai seorang atlet Kempo. Kempo merupakan
salah satu seni beladiri yang berasal dari Jepang. Olahraga Kempo itu sendiri
juga memiliki manfaat yakni sebagai pelatihan dan pertahanan diri, pelatihan
mental, serta meningkatkan kesehatan. Ibu Dita sudah menyukai olahraga Kempo
sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), di mana saat itu beliau
mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Kempo di sekolahnya.
Menurut beliau, olahraga Kempo menjadikan dirinya lebih disiplin dan juga dirinya memiliki mental yang lebih kuat dalam mengarungi kehidupannya sehari-hari. Ibu Dita meraih medali emas tingkat Internasional pada Kejuaraan Kempo tahun 2009 di Pulau Bali, Indonesia. Kemudian pada tahun 2012 beliau juga mengikuti PON (Pekan Olahraga Nasional) yang saat itu diselenggarakan di Jawa Barat pada bulan September 2016 dan mendapat medali emas dalam ajang tersebut dan setelahnya, beliau mendapat kepercayaan sebagai pelatih untuk olahraga Kempo.
Menurut beliau, olahraga Kempo menjadikan dirinya lebih disiplin dan juga dirinya memiliki mental yang lebih kuat dalam mengarungi kehidupannya sehari-hari. Ibu Dita meraih medali emas tingkat Internasional pada Kejuaraan Kempo tahun 2009 di Pulau Bali, Indonesia. Kemudian pada tahun 2012 beliau juga mengikuti PON (Pekan Olahraga Nasional) yang saat itu diselenggarakan di Jawa Barat pada bulan September 2016 dan mendapat medali emas dalam ajang tersebut dan setelahnya, beliau mendapat kepercayaan sebagai pelatih untuk olahraga Kempo.
Lebih lanjut beliau berkata bahwa, sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) di Kelurahan Petojo Selatan, Ibu Dita juga sudah banyak melakukan kegiatan yang menurut saya adalah kegiatan yang sangat inspiratif sekali. Ibu Dita yang telah menjabat sebagai Ketua TP PKK sejak Januari 2017 ini, mencanangkan program-program kerja yang dinamakan “10 Program Pokok PKK” yang di mana 10 program ini dimasukkan ke dalam Kelompok Kerja (POKJA), di mana dalam setiap POKJA itu membawahi program-program kerja yang telah disusun oleh Ibu Dita beserta timnya.
Deretan Piala dan Penghargaan di Ruang PKK (Dokumentasi Rachmah Dewi) |
Kemudian pernah juga bekerjasama dengan Bogasari untuk mengembangkan keahlian memasak bagi warga di sekitar, serta kegiatan pengolahan tanaman-tanaman yang ada di RPTRA (Rumah Publik Terpadu Ramah Anak) Tanah Abang 3 yang di mana pengolahan tanaman hidroponik seperti bayam dan kangkung serta pengolahan ikan Nila dan Ikan Lele, di mana ikan lele ini dijadikan nugget lele untuk dijadikan bahan makanan tambahan yang diberikan untuk Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU). Selain itu, Ibu Dita juga berkata bahwa setiap hari Jumat, beliau beserta tim melakukan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah.
Ibu Dita pun juga rajin untuk memonitoring RPTRA (Rumah Publik Terpadu Ramah Anak) Tanah Abang 3. Bahagianya sekali saya juga bisa diajak berkunjung dan berkeliling ke RPTRA Tanah Abang 3 setelah saya berbincang-bincang di dalam kantor Kelurahan Petojo Selatan. Di RPTRA tersebut saya melihat langsung tanaman hidroponik serta kolam ikan nila dan ikan lele yang telah diceritakan Ibu Dita kepada saya, RPTRA Tanah Abang 3 terlihat sejuk, asri, dan semua serba tertata dengan rapi.
Tanaman hidroponik yang ditanam di sekitar RPTRA Tanah Abang 3 (Dokuementasi Pribadi) |
Dokumentasi Rachmah Dewi |
Suasana di RPTRA Tanah Abang 3 Jakarta Pusat (Dokumentasi Rachmah Dewi) |
Dokumentasi Rachmah Dewi |
Tampak depan ruang perpustakaan RPTRA Tanah Abang 3 (Dokumentasi Rachmah Dewi) |
Suasana di dalam ruang perpustakaan RPTRA Tanah Abang 3 (Dokumentasi Rachmah Dewi) |
Kerajinan tangan di dalam ruang Grossmart (Dokumentasi Rachmah Dewi) |
Saya dan Ibu Dita berfoto di RPTRA Tanah Abang 3 (Dokumentasi Rachmah Dewi) |
Berfoto bersama dengan pengelola RPTRA di dalam ruang serbaguna (Dokumentasi Rachmah Dewi) |
***
Sudah selayaknya dan sepatutnya bagi generasi muda untuk
memberikan kontribusi dan prestasi bagi kemajuan negeri. Hal itulah yang
menjadi mindset bagi Ibu Dita. Di
usianya yang masih muda seperti sekarang ini, Ibu Dita mampu untuk tak hanya
menjalankan peran dengan baik sebagai istri dan ibu dari dua orang putra, tapi
juga mampu untuk memberikan prestasi baik dalam kancah Nasional maupun
Internasional, serta menjadikan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
bukan hanya sekadar nama.
Beliau ingin kegiatan yang dilakukan oleh Tim PKK Tak hanya diperuntukkan bagi kaum Ibu saja, tapi juga untuk kaum muda. Karena Ibu Dita percaya, di tangan kaum mudalah sebuah perubahan itu akan bangkit, di tangan kaum muda yang aktif, inovatif, serta memiliki akhlak dan budi pekerti yang unggul, Indonesia bisa menjadi Indonesia Emas, Indonesia Sejahtera, dan Indonesia Adidaya.
Menurut penuturan Ibu Dita, banyak sekali kegiatan dari tim PKK di Petojo Selatan yang melibatkan anak-anak muda di sekitar, contohnya adalah Gambang Kromong, karena kebetulan dari Kelurahan Petojo Selatan mempunyai alat musik Gambang Kromong tersebut yang dihibahkan dari Rukun Warga (RW) di sekitar. “Karena dengan melestarikan untuk bermain alat musik ini, itu sama artinya dengan ikut melestarikan kebudayaan Betawi.” Ujar Beliau.
Kemudian para remaja di sekitar Kelurahan Petojo Selatan, menurut Ibu Dita juga turut aktif membantu program pendataan untuk Carik Jakarta. Carik Jakarta merupakan aplikasi yang diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Baswedan pada bulan Juli 2019. Di mana aplikasi ini dapat dimanfaatkan secara digital melalui ponsel pintar yang menjadi pusat data unit keluarga dan rumah yang dilakukan oleh penggerak PKK di seluruh wilayah Jakarta.
Sebelum menutup perbincangan dengan Saya, Ibu Dita juga turut menyampaikan harapan untuk Kota DKI Jakarta ke depannnya. “Semoga kota Jakarta dapat semakin maju lagi dari segi pembangunan dan dari segi revolusi mental bagi warga Jakarta. Semoga warga Jakarta juga bisa mempunyai karakter yang unggul, karakter yang unggul memang perlu dimiliki dan perlu dibangun bagi seluruh warga DKI Jakarta.” Ujar Beliau.
Ya, saya pun setuju dengan yang Ibu Dita katakan, karena kunci sukses seseorang bukan hanya terletak dari seberapa pintar dia dalam intelektual (ilmu akademik) yang dia peroleh di bangku sekolah ataupun bangku kuliah, tapi seseorang yang sukses adalah seseorang yang mempunyai kecerdasan secara intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual itulah adalah bagian dari karakter.
Sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat bagi yang
membacanya.
Ikuti cerita #AksiHidupBaik lainnya di akun Youtube dan Instagram @ibu.ibukota
Ikuti cerita #AksiHidupBaik lainnya di akun Youtube dan Instagram @ibu.ibukota
“Selagi muda mari perbanyak karya, selagi muda mari perbanyak
aksi positif yang nyata.”
Salam hangat,
Rachmah Dewi