Dengan Sedekah Dapat
Membeli Semua Keinginanmu! #JanganTakutBerbagi
Sumber gambar: https://www.webstagram.one/tag/jumatuntuksemua |
“Tidak Akan Ada Matinya” Inilah sebuah ungkapan yang tepat
untuk salah satu amalan yang bernama sedekah. Kita bisa mendengar, melihat, dan
merasakan bahwa amalan yang bernama sedekah ini memang sangat dahsyat keutamaannya. Sedekah, mempunyai berbagai macam fadhilah (keutamaan), di
antaranya: mempermudah rezeki, memperpanjang umur, menumbuhkan rasa kasih dan
sayang di antara sesama manusia, menghindarkan dari bala dan musibah, menambah
keberkahan dari harta yang kita punya, mengatasi segala macam kesulitan hidup,
dan “membeli” semua keinginan kita. MasyaAllah!
Dalam artikel kali ini, yang di mana artikel ini juga saya ikutkan
dalam blog competition dari Dompet Dhuafa, saya akan bercerita tentang
pengalaman saya pribadi, pengalaman yang saya dapatkan dari bersedekah atau
berbagai kepada sesama. Bukan bermaksud riya' (ingin dipuji) dan sombong, tapi murni dari dalam
lubuk hati saya yang paling dalam, bahwa saya menceritakan pengalaman saya ini,
agar teman-teman pembaca semua bisa termotivasi untuk terus berbagi atau
besedekah.
Banyak sekali yang mungkin bertanya, “benarkah dari bersedekah
akan mendatangkan banyak keajaiban?” saya akan bilang “Iya, Benar!” Sedekah itu
juga merupakan salah satu amalan yang utama di dalam islam dan Allah Subhanahu
Wata’ala sangat mencintai orang-orang yang gemar bersedekah atau berbagi. Intinya,
sedekah dapat mengundang cinta dan keberkahan dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Nah, kalau sudah mendapat cinta dari Allah Subhanahu Wata’ala, mudah bukan bagi-Nya
untuk memberi apa-apa yang kita minta? Mudah bukan bagi-Nya untuk memberi
apa-apa yang kita inginkan?
Pengalaman saya yang sangat nyata saya rasakan adalah,
pertama, di tahun 2017 tepatnya bulan November, saya mendapat sebuah
penghargaan bergengsi tingkat Nasional, yaitu menjadi juara ke-2 dalam Ajang
Penganugerahan Jurnalistik di Kantor Gubernur DKI Jakarta. Saya memang ingin sekali mendapatkan penghargaan dari hasil tulisan yang saya buat, karena saya ingin semakin banyak orang yang membaca tulisan saya. Tahun-tahun
sebelumnya, saya tidak pernah mendapat penghargaan seperti ini, tapi di tahun
2017 ini saya pertama kalinya mendapat penghargaan yang luar biasa membuat hati
saya bahagia dan kedua orangtua saya bangga. Bagaimana tidak membuat saya
bahagia sekaligus terharu? karena pada saat itu, dari 600 artikel peserta yang
terpilih hanya 100 orang, dan dari 100 orang disaring lagi hingga menjadi 30
orang nominator (termasuk saya). Jujur saja, kompetitor-kompetitor saya adalah para
jurnalis dari media massa, media cetak, maupun media online kenamaan Indonesia.
Plakat dan Sertifikat yang saya dapatkan pada saat Penganugerahan Jurnalistik, September 2017. Alhamdulillah! |
September 2017 kerika saya menjadi juara ke-2 dalam Ajang Penganugerahan Jurnalistik di Kantor Gubernur DKI Jakarta |
Saya yakin, di samping kualitas tulisan saya yang menurut
para juri layak untuk menjadi juara ke-2 dalam ajang tersebut, tapi ada faktor
lain yang mengantarkan saya untuk bisa memenangkan penghargaan di ajang
bergengsi tersebut, yakni faktor dari sedekah yang saya berikan. Sebelumnya,
saya pernah sedekah berupa baju-baju dan hijab-hijab saya yang masih sangat
layak pakai yang saya kirimkan ke sebuah pondok pesantren dan anak-anak yatim
piatu di kota Bandung. Kumpulan baju dan hijab milik saya pribadi tersebut jumlahnya
cukup banyak sehingga saya harus pakai kardus besar untuk packing pengirimannya tersebut. Sekali lagi. Tidak bermaksud untuk
riya' (ingin dipuji) atau sombong, tapi saya yakin bahwa dari sedekah itu yang
mengantarkan saya untuk menjadi juara, mendapatkan penghargaan yang tidak
pernah saya sangka sebelumnya. Biaya pengiriman ke kota Bandung sebesar 100.000
(seingat saya) dan MasyaAllah, Sungguh Allah Subhanahu Wata’ala Maha Baik, Maha
Kaya, dan Maha Segalanya, saya mendapat hadiah dari ajang penganugerahan
Jurnalistik sebesar 20x lipat dari harga ongkos kirim barang saya ke kota
Bandung itu
Lalu, pengalaman yang kedua, adalah ketika saya mendapat rezeki yang tidak disangka-sangka kembali yakni pada saat saya bisa pergi ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah untuk beribadah Umrah pada tahun 2018 di bulan November. Sudah lama saya mempunyai keinginan untuk menunaikan ibadah Umrah. Karena saat itu uang tabungan saya belum cukup, maka saya hanya bisa berdoa sembari berafirmasi dalam diri saya sendiri “Bismillah, bisa berangkat Umrah!” Kerinduan saya akan Tanah Suci hanya bisa saya salurkan dengan seringnya saya melihat foto-foto Kakbah, Masjidil Haram, Masjid Nabawi sembari minta didoakan juga oleh teman-teman saya yang mendapat kesempatan untuk pergi Umrah terlebih dahulu.
Saya selalu minta disisipkan doa pada teman-teman saya yang
sedang Umrah, “Tolong doakan saya ya di tempat-tempat mustajab di Tanah Suci
supaya saya segera dapat “undangan” juga dari Allah Subhanahu Wata’ala untuk
pergi ke sana juga." Lalu, saya selalu ingat kata-kata ini, “Sedekah dapat
membeli semua keinginan kita.” Maka dari itu, saya berusaha sebisa dan semampu
saya untuk bersedekah mengharap ridha Allah Subhanahu Wata’ala. Begitu banyak
sedekah yang saya lakukan mulai dari memberikan minuman dan makanan gratis pada
pengemudi ojek online (saat itu pada bulan Ramadan tahun 2018, hampir setiap
hari saya memberikan makanan dan minuman berbuka puasa untuk para pengemudi),
menyumbang buku dan uang untuk teman-teman di Lombok yang saat itu sedang
dilanda bencana, sampai setiap ada yang yang membutuhkan bantuan di twitter
atau media sosial yang lain, sebisa mungkin saya bantu dengan uang saya
sendiri. Karena saya yakin, dengan bersedekah tidak akan membuat kita jatuh
miskin, justru akan membuat harta kita semakin bertambah dan semakin diberkahi
oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
Alhamdulillah mungkin karena doa-doa saya serta sedekah yang
telah saya berikan menjadi penolong saya, maka saya bisa berangkat umrah pada
bulan November 2018 dengan tidak membayar uang sepeser pun alias gratis. Saya diberangkatkan Umrah oleh kakak saya. Alhamdulillah kakak saya punya kelebihan rezeki,
sehingga saya, ibu, bapak, dan tante (kakak dari ibu saya) bisa diberangkatkan
umrah bersama-sama. Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan? (QS.
Ar-Rahman: 13)
Foto sewaktu saya di Madinah, saat menunaikan Ibadah Umrah |
Alhamdulillah keinginan saya ke Tanah Suci bisa terwujud di tahun 2018 |
MasyaAllah, begitu indah kota Mekkah ini |
Jadi benar-benar sungguh luar biasa bukan dahsyatnya
keutamaan bersedekah? Masih ada yang ragu untuk bersedekah? #JanganTakutBerbagi!
Sebelum saya menutup artikel ini, saya ingin berbagi sedikit dari buku tentang
sedekah yang berjudul “Sedekah Super Stories” karya Muhammad Assad yang pernah
saya baca tentang, “Angka sedekah yang ideal, berapa?”
Tidak ada angka yang pasti untuk bersedekah, lain halnya
dengan zakat yang angkanya sudah ditetapkan menurut syariat islam. Namun,
seperti yang sudah dijelaskan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala menyuruh Hamba-Nya
untuk bersedekah dari sebagian harta yang telah diberikan. Kita bisa
memaknainya dengan sebagian kecil, sebagian sedang, atau sebagian besar. Setiap
kali seseorang akan bersedekah, memang “kutub setan” dan “kutub malaikat” akan
saling tarik-menarik, seringkali ketika seseorang ingin sedekah dalam jumlah
besar, “kutub setan” akan membisikinya, “Tidak usah sedekah banyak-banyak, nanti
kamu tidak bisa belanja ataupun makan, lho!”
Tapi balik lagi ke dalam diri masing-masing, yakinkah kita
kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan keutamaan yang sangat besar di balik
sedekah? Keyakinan dan kecintaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala diuji dari
seberapa besar sedekah yang dilakukan, sungguh Allah Subhanahu Wata’ala adalah
Sang Maha Kaya dan tidak membutuhkan sepeser pun harta kita. Bahkan jika
seluruh makhluk di muka bumi ini tidak bersedekah, maka Demi Allah, tidak akan
mengurangi sedikit pun kekayaan yang Allah Subhanahu Wata’ala miliki.
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah jadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang
yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya,
memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al-Hadiid: 7)
Rachmah Dewi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar