Ilustrasi gambar oleh: http://picbear.online/tag/nonamatakecil |
Ringkasan Materi Kelas Khadijah 1
"Sekolah Bidadari Surga batch ke-2"
Pemateri: Febrianti Almeera (Teh Pepew)
Judul: Hijrahku Karena
Allah SWT
Sumber gambar: Sekolah Bidadari Surga WA Group |
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh!
Senang sekali rasanya saya bisa berbagi tulisan untuk para "my lovely readers" di blog pribadi saya ini. Nah, kali ini, saya mau me-review sebuah materi keren yang baru saja saya dapatkan di kelas Khadijah 1, Sekolah Bidadari Surga. Mau tahu bagaimana materinya? silakan disimak ya teman-teman.
Mari sama-sama syukuri ketika hati ini telah mau berbenah,
telah mau bergerak kapada hal yang lebih baik yakni kepada Allah SWT. Itu
adalah karunia besar yang artinya kita termasuk orang-orang yang terpilih.
Allah SWT tidak akan salah memilih orang untuk bergerak ke arah-Nya. Karena
ketika orang tersebut terpilih, maka Allah-lah yang akan memampukan orang
tersebut.
Segala kepahitan adalah berawal dari diri sendiri, tidak
boleh menyalahkan siapa pun. Karena kebaikan datangnya dari sisi Allah SWT dan
segala keburukan datangnya dari diri sendiri. Jika dalah berhijrah terasa pahit,
maka sesungguhnya kita sedang minum obat. Allah SWT ingin menyembuhkan segala “penyakit”
yang ada di dalam diri kita tersebut lewat kepahitan itu.
Hendaknya kita bersyukur bila memiliki rasa ingin dekat
kepada Allah SWT, karena walau pun lambat, itu adalah karunia-Nya. Ketika kita
mulai gemetar mendengar ayat-ayat Allah SWT dibacakan, ketika air mata ini
lebih mudah jatuh karena mengingat Allah SWT, lebih mudah jatuh karena
mengingat dosa-dosa kita yang menumpuk kepada Allah SWT, serta mengingat usia
yang belum tentu panjang, itu semua adalah karunia-Nya.Ketika sujud terasa
lebih nikmat, lebih lama, dan ketika waktu shalat begitu dinanti-nantikan, itu
adalah pertemuan dan waktu berbincang kepada-Nya, ketika shalat wajib sudah
penuh kita jalankan secara konsisten, maka tambahlah dengan mengerjakan shalat
sunnah.
Proses perubahan menuju Allah SWT dan Rasul-Nya dengan
meninggalkan dunia, di mana ditinggalkan bukan berarti tidak penting,
ditinggalkan berarti kita fokus pada pencarian akhir, di mana sudah
sunnatullah-Nya kita mencari akhirat dan dunia mengikuti, karena orang yang
mencari dunia, justru nanti dunia yang akan lari.
Lari dari dunia bukan berarti membuat dunia tidak penting,
tapi membuat dunia tunduk di kaki kita, karena kita sedang bergerak menuju sang
pemilik dunia, yakni Allah SWT. Bergerak menuju Allah SWT dan Rasul-Nya untuk
meninggalkan dunia itu disebut hijrah. Hijrah bukan sekadar bergerak proses
atau proses perubahan semata. Hijrah adalah proses menuju Allah SWT dan
Rasul-Nya, untuk membuat dunia tunduk pada kita, sehingga akhirat yang ada di hati
kita dan dunia ada dalam genggaman kita.
Tapi, janganlah fokus pada dunia,
tetaplah fokus kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Tidak mudah bagi kita untuk akhirnya melepaskan dunia. Karena
barangkali kita sudah terlalu larut, dan kelarutan ini sebenarnya sudah Allah
SWT sampaikan dalam QS.Ali Imran ayat 14 yang inti dari surah tersebut adalah,
manusia memang fokus kepada urusan dunia.
Dan dari ayat di atas,
disimpulkan bahwa, dijadikan indah pada pandangan manusia 3 hal berikut:
1. Harta
2. Tahta
3. Cinta
Di mana ketiga hal di atas adalah indicator buatan manusia
yang dikira akan mendatangkan kebahagiaan, kesuksesan, ketenangan, sehingga
kita selalu larut dalam pengejaran itu.
Coba kita telaah kepada diri sendiri. Permasalahan hidup kita
berputar-putar hanya pada hal itu-itu saja, tentang bagaimana mencari harta
atau bagaimana mendapatkan tahta, bagaimana caranya diapresiasi, bagaimana
caranya diakui, gundah gulana ketika tidak mendapatkan sanjungan, pujian, dan
merasa bangga dan bahagia, ketika melihat orang lain susah, merasa susah ketika
melihat orang lain senang. Itu semua adalah “penyakit” tahta.
Atau yang lebih parah lagi, terlalu fokus pada urusan cinta.
Padahal Allah SWT berkata bahwa harta, tahta, dan cinta adalah hal dijadikan
terasa indah, padahal tidak indah-indah banget tapi hanya terasa, namanya rasa
belum tentu nyata. Dijadikan indahnya hanya pada batas pandangan manusia. Dan
Allah SWT menegaskan bahwa itulah kesenangan hidup di dunia, dalam artian
setiap manusia pasti senang mendapatkan itu.
Namun, di sisi Allah SWT sebaik-baiknya
tempat kembali. Dan bagi yang sudah sadar, kita haru MOVE,MOVE, dan MOVE. Inilah
hijrah, meninggalkan 3 hal tadi yang menjajah diri kita, dan 3 hal tadi,
semakin dikejar, justru semakin membuat haus, semakin membuat kosong. Itulah
mengapa, orang yang kaya banyak melakukan hal bunuh diri. Dan yang punya
pasangan hidup sempurna, justru banyak yang bercerai. Bukan hanya MOVE ON, tapi
juga harus MOVE UP. MOVE UP itu bertumbuh, bertumbuh itu ke atas (ke Allah). Ke
atas bukan ke samping, bertumbuh ke atas itu, bergerak kualitasnya.
Hijrah meninggalkan harta, tahta, cinta itu bergerak menuju
visi akhirat yang sebenarnya tercantum dalam al-quran juga yakni, QS.Al-Baqarah
ayat 28. Di mana fase yang akan dialami manusia adalah: mati – hidup – mati –
hidup. Pos terakhir kita adalah di alam akhirat, mati-matian mengejar akhirat
itu, salah kaprah.
Kalau mau kejar, maka kejar keuntungan di akhirat. Karena
barangsiapa yang mengejar keuntungan di akhirat, maka akan kami (Allah) tambah,
dan barangsiapa yang mengejar keuntungan di dunia, maka akan kami (Allah)
tambah sebagian, dan tidak ada keuntungan sedikitpun di akhirat, hal ini
disampaikan dalam (QS.As-Syuara:20)
Mengejar kehidupan akhirat, tidak banyak orang yang mampu,
tidak banyak yang mampu mengimani kehidpan akhirat. Mungkin tahu tapi dia tidak
mau dan tidak mampu mengimani keberadaan akhirat itu sendiri. Banyak orang yang
hanya mengejar kehidupan dunia yang tampak di depan matanya, karena mereka
mengira bahwa akhirat itu semu / tidak tampak. Bersykurlah ketika ada yang
mampu dan mau mengejar akhirat yang belum kelihatan wujudnya tapi sudah mau
mengejarnya dengan sepenuh hati.
Dan setelah hijrah sudah kita jalani, proses selanjutnya yang
harus kita juga lakukan adalah Istiqamah dalam berhijrah. Istiqamah itu
sendiri, bisa diartikal sebagai proses melanggengkan hal berhijrah sampai kita
yang sudah hijrah ini meninggalkan dunia dalam keadaan khusnul khatimah. Kesulitan
bagi seseorang yang berhijrah adalah dalam perjalanan hijrahnya. Dan apabila keimanan kita tengah goyah ketika kita sedang dalam perjalanan hijrah, maka cobalah perbanyak mengingat kematian, karena kita tidak tahu kapan kematian/maut datang menjemput kita dan dalam kondisi apa diri kita ketika kematian/maut datang menjemput kita?
Nah, ketika keimanan kita sedang goyah, maka cepat-cepatlah kita segera melakukan tindakan untuk bergerak dan berbenah. memaksakan diri untuk melakukan apa yang Allah SWT sukai. InsyaAllah cara tersebut akan berhasil mengusir kegoyahan iman kita saat iman kita tengah goyah pada saat kita tengah berhijrah kepada Allah SWT.
Tapi,
tantangan dalam perjalanan hijrah itulah yang akan menjadi ibadah. Allah SWT berfirman
pula dalam QS. An-Nisa ayat 100, yang di dalamnya dikatakan bahwa, jalan hijrah
itu mendaki lagi sukar. Karena bekal tiket jika seseorang manusia ingin masuk
ke surga-Nya Allah SWT adalah keridhoan dari Allah SWT, jika Allah SWT tidak ridho,
maka akan sulit bagi kita—para hamba-Nya ini, untuk masuk ke dalam surga-Nya
dan menikmati segala keindahan di dalamnya.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Sekian
Penulis: Rachmah Dewi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar