Selasa, 07 Agustus 2018

Ringkasan Materi Kelas Khadijah 1 by Rachmah Dewi

Ilustrasi gambar oleh: http://picbear.online/tag/nonamatakecil

Ringkasan Materi Kelas Khadijah 1

"Sekolah Bidadari Surga batch ke-2"

Pemateri: Febrianti Almeera (Teh Pepew)

Judul: Hijrahku Karena Allah SWT

Sumber gambar: Sekolah Bidadari Surga WA Group

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh!

Senang sekali rasanya saya bisa berbagi tulisan untuk para "my lovely readers" di blog pribadi saya ini. Nah, kali ini, saya mau me-review sebuah materi keren yang baru saja saya dapatkan di kelas Khadijah 1, Sekolah Bidadari Surga. Mau tahu bagaimana materinya? silakan disimak ya teman-teman.

Mari sama-sama syukuri ketika hati ini telah mau berbenah, telah mau bergerak kapada hal yang lebih baik yakni kepada Allah SWT. Itu adalah karunia besar yang artinya kita termasuk orang-orang yang terpilih. Allah SWT tidak akan salah memilih orang untuk bergerak ke arah-Nya. Karena ketika orang tersebut terpilih, maka Allah-lah yang akan memampukan orang tersebut.

Segala kepahitan adalah berawal dari diri sendiri, tidak boleh menyalahkan siapa pun. Karena kebaikan datangnya dari sisi Allah SWT dan segala keburukan datangnya dari diri sendiri. Jika dalah berhijrah terasa pahit, maka sesungguhnya kita sedang minum obat. Allah SWT ingin menyembuhkan segala “penyakit” yang ada di dalam diri kita tersebut lewat kepahitan itu.

Hendaknya kita bersyukur bila memiliki rasa ingin dekat kepada Allah SWT, karena walau pun lambat, itu adalah karunia-Nya. Ketika kita mulai gemetar mendengar ayat-ayat Allah SWT dibacakan, ketika air mata ini lebih mudah jatuh karena mengingat Allah SWT, lebih mudah jatuh karena mengingat dosa-dosa kita yang menumpuk kepada Allah SWT, serta mengingat usia yang belum tentu panjang, itu semua adalah karunia-Nya.Ketika sujud terasa lebih nikmat, lebih lama, dan ketika waktu shalat begitu dinanti-nantikan, itu adalah pertemuan dan waktu berbincang kepada-Nya, ketika shalat wajib sudah penuh kita jalankan secara konsisten, maka tambahlah dengan mengerjakan shalat sunnah.

Proses perubahan menuju Allah SWT dan Rasul-Nya dengan meninggalkan dunia, di mana ditinggalkan bukan berarti tidak penting, ditinggalkan berarti kita fokus pada pencarian akhir, di mana sudah sunnatullah-Nya kita mencari akhirat dan dunia mengikuti, karena orang yang mencari dunia, justru nanti dunia yang akan lari.

Lari dari dunia bukan berarti membuat dunia tidak penting, tapi membuat dunia tunduk di kaki kita, karena kita sedang bergerak menuju sang pemilik dunia, yakni Allah SWT. Bergerak menuju Allah SWT dan Rasul-Nya untuk meninggalkan dunia itu disebut hijrah. Hijrah bukan sekadar bergerak proses atau proses perubahan semata. Hijrah adalah proses menuju Allah SWT dan Rasul-Nya, untuk membuat dunia tunduk pada kita, sehingga akhirat yang ada di hati kita dan dunia ada dalam genggaman kita.

Tapi, janganlah fokus pada dunia, tetaplah fokus kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Tidak mudah bagi kita untuk akhirnya melepaskan dunia. Karena barangkali kita sudah terlalu larut, dan kelarutan ini sebenarnya sudah Allah SWT sampaikan dalam QS.Ali Imran ayat 14 yang inti dari surah tersebut adalah, manusia memang fokus kepada urusan dunia.
Dan  dari ayat di atas, disimpulkan bahwa, dijadikan indah pada pandangan manusia 3 hal berikut:
1. Harta
2. Tahta
3. Cinta

Di mana ketiga hal di atas adalah indicator buatan manusia yang dikira akan mendatangkan kebahagiaan, kesuksesan, ketenangan, sehingga kita selalu larut dalam pengejaran itu.

Coba kita telaah kepada diri sendiri. Permasalahan hidup kita berputar-putar hanya pada hal itu-itu saja, tentang bagaimana mencari harta atau bagaimana mendapatkan tahta, bagaimana caranya diapresiasi, bagaimana caranya diakui, gundah gulana ketika tidak mendapatkan sanjungan, pujian, dan merasa bangga dan bahagia, ketika melihat orang lain susah, merasa susah ketika melihat orang lain senang. Itu semua adalah “penyakit” tahta.

Atau yang lebih parah lagi, terlalu fokus pada urusan cinta. Padahal Allah SWT berkata bahwa harta, tahta, dan cinta adalah hal dijadikan terasa indah, padahal tidak indah-indah banget tapi hanya terasa, namanya rasa belum tentu nyata. Dijadikan indahnya hanya pada batas pandangan manusia. Dan Allah SWT menegaskan bahwa itulah kesenangan hidup di dunia, dalam artian setiap manusia pasti senang mendapatkan itu. 

Namun, di sisi Allah SWT sebaik-baiknya tempat kembali. Dan bagi yang sudah sadar, kita haru MOVE,MOVE, dan MOVE. Inilah hijrah, meninggalkan 3 hal tadi yang menjajah diri kita, dan 3 hal tadi, semakin dikejar, justru semakin membuat haus, semakin membuat kosong. Itulah mengapa, orang yang kaya banyak melakukan hal bunuh diri. Dan yang punya pasangan hidup sempurna, justru banyak yang bercerai. Bukan hanya MOVE ON, tapi juga harus MOVE UP. MOVE UP itu bertumbuh, bertumbuh itu ke atas (ke Allah). Ke atas bukan ke samping, bertumbuh ke atas itu, bergerak kualitasnya.

Hijrah meninggalkan harta, tahta, cinta itu bergerak menuju visi akhirat yang sebenarnya tercantum dalam al-quran juga yakni, QS.Al-Baqarah ayat 28. Di mana fase yang akan dialami manusia adalah: mati – hidup – mati – hidup. Pos terakhir kita adalah di alam akhirat, mati-matian mengejar akhirat itu, salah kaprah.

Kalau mau kejar, maka kejar keuntungan di akhirat. Karena barangsiapa yang mengejar keuntungan di akhirat, maka akan kami (Allah) tambah, dan barangsiapa yang mengejar keuntungan di dunia, maka akan kami (Allah) tambah sebagian, dan tidak ada keuntungan sedikitpun di akhirat, hal ini disampaikan dalam (QS.As-Syuara:20)

Mengejar kehidupan akhirat, tidak banyak orang yang mampu, tidak banyak yang mampu mengimani kehidpan akhirat. Mungkin tahu tapi dia tidak mau dan tidak mampu mengimani keberadaan akhirat itu sendiri. Banyak orang yang hanya mengejar kehidupan dunia yang tampak di depan matanya, karena mereka mengira bahwa akhirat itu semu / tidak tampak. Bersykurlah ketika ada yang mampu dan mau mengejar akhirat yang belum kelihatan wujudnya tapi sudah mau mengejarnya dengan sepenuh hati.

Dan setelah hijrah sudah kita jalani, proses selanjutnya yang harus kita juga lakukan adalah Istiqamah dalam berhijrah. Istiqamah itu sendiri, bisa diartikal sebagai proses melanggengkan hal berhijrah sampai kita yang sudah hijrah ini meninggalkan dunia dalam keadaan khusnul khatimah. Kesulitan bagi seseorang yang berhijrah adalah dalam perjalanan hijrahnya. Dan apabila keimanan kita tengah goyah ketika kita sedang dalam perjalanan hijrah, maka cobalah perbanyak mengingat kematian, karena kita tidak tahu kapan kematian/maut datang menjemput kita dan dalam kondisi apa diri kita ketika kematian/maut datang menjemput kita?

Nah, ketika keimanan kita sedang goyah, maka cepat-cepatlah kita segera melakukan tindakan untuk bergerak dan berbenah. memaksakan diri untuk melakukan apa yang Allah SWT sukai. InsyaAllah cara tersebut akan berhasil mengusir kegoyahan iman kita saat iman kita tengah goyah pada saat kita tengah berhijrah kepada Allah SWT.

Tapi, tantangan dalam perjalanan hijrah itulah yang akan menjadi ibadah. Allah SWT berfirman pula dalam QS. An-Nisa ayat 100, yang di dalamnya dikatakan bahwa, jalan hijrah itu mendaki lagi sukar. Karena bekal tiket jika seseorang manusia ingin masuk ke surga-Nya Allah SWT adalah keridhoan dari Allah SWT, jika Allah SWT tidak ridho, maka akan sulit bagi kita—para hamba-Nya ini, untuk masuk ke dalam surga-Nya dan menikmati segala keindahan di dalamnya.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Sekian


Penulis: Rachmah Dewi 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar